Saya minta perhatian juga untuk ke depan. Untuk sumur bor itu, tidak efektif. Kalau pemerintah provinsi membuat program itu, ditolak saja. Kalau perlu kita bersurat. Tidak ada gunanya itu karena tidak dipelihara. Semua sumur bor yang dibuat itu macet, kata Halikinnor saat rapat penetapan status tanggap darurat penanggulangan bencana karhutla di kantor BPBD Kotawaringin Timur, Senin.
“Sumur bor itu kalau tidak ada kemarau, satu tahun atau bahkan tiga bulan saja tidak disedot, maka macet. Ini buang duit saja,” ujarnya.
Saat ini kebakaran lahan di Kotawaringin Timur masih marak dan sporadis. Pemadaman tidak hanya dilakukan oleh tim darat, tetapi juga dioptimalkan melalui udara dengan pengeboman air atau water bombing.
Pemerintah daerah pun telah meningkatkan status dari siaga menjadikan tanggap darurat bencana karhutla. Status ini dilaksanakan selama 14 hari dan akan kembali dievaluasi sesuai perkembangan di lapangan.
Untuk mengoptimalkan pemadaman kebakaran lahan, kini seluruh satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) membantu. Setiap SOPD wajib menerjunkan satu tim dilengkapi tandon air yang bertugas memasok air ke lokasi kebakaran sehingga pemadaman bisa lebih maksimal karena petugas tidak perlu bolak-balik mengambil air atau sampai kehabisan air.
Terkait tidak berfungsinya sumur bor, Halikinnor menilai program ini dievaluasi kembali. Menurutnya, lebih baik anggarannya digunakan untuk membeli tanah untuk membuat embung.
“Kalau embung itu walaupun tidak dipelihara, paling banyak rumput tapi masih ada airnya. Tapi kalau sumur bor itu yang jauh dari permukiman itu banyak yang tidak berfungsi,” timpal Halikinnor.
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
Sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/655158/bupati-kotim-sesalkan-sumur-bor-banyak-tidak-berfungsi