TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang berlangsung 3-8 Oktober 2023 diperpanjang hingga 13 Oktober 2023.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalteng melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Lian Adriani menjelaskan, telah dilakukan evaluasi oleh sejumlah stake holder terkait dicapai kesepakatan perpanjangan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca TMC, karena potensi hujan kembali menurun.
“Alasan diperpanjang, karena hasil evaluasi kegiatan teknologi modifikasi cuaca atau TMC, bahwa beberapa hari kedepan setelah hari ini potensi hujan berkurang atau kering lagi. Sehingga, kegiatan TMC ini dirasa masih perlu dilaksanakan supaya meningkatkan potensi hujan,” terangnya, Senin (09/10/2023).
Ia pun menjelaskan sekilas terkait operasi TMC, yakni upaya untuk meningkatkan potensi terjadinya hujan. Dengan cara menyemai atau menabur awan menggunakan garam atau bahan tertentu menggunakan pesawat.
Sehingga, uap air yang berada di awan tersebut lebih cepat terbentuk dan turun menjadi hujan.
Dengan catatan, TMC baru bisa dilakukan apabila ada bibit awan untuk disemai, tanpa adanya potensi hujan atau bibit awan sama sekali maka TMC pun tidak bisa dilaksanakan.
Sementara itu, prakiraan cuaca seminggu ke depan memang masih ada potensi hujan, namun rendah. Sehingga, dengan adanya TMC diharapkan bisa meningkatkan potensi hujan tersebut.
“Memang potensi hjujan kemarin dan hari ini cukup tinggi, tapi besok, lusa dan hampir seminggu kedepan potensi hujan cukup rendah, makanya perlu dilakukan TMC,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pelaksanaan TMC terebut mengikuti keberadaan bibit awan hujan. Misalnya, besok terpantau potensi keberadaan awan hujan di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, dan Kotawaringin Timur, maka kegiatan TMC akan dilaksanakan di wilayah tersebut.
Dalam hal ini, posko operasional TMC akan berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui prakiraan lokasi awan hujan. Intinya, bukan kewenangan operator sepenuhnya untuk menentukan lokasi yang akan dilakukan TMC.
“TMC ini mengikuti potensi adanya bibit awan, bukan sembarangan dipilih. Jadi kami harus melihat update citra radar terkini untuk mengetahui di mana potensi awan hujan, lalu disampaikan ke posko,” jelasnya. (*)
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/10/09/potensi-hujan-minim-penerapan-teknologi-modifikasi-cuaca-di-kalteng-diperpanjang-hingga-13-oktober