TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Asosiasi Guru Sejarah Indonesia atau Agsi Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), menggelar seminar daring dan luring memperingati 105 tahun Pahlawan Nasional Tjilik Riwut.
Mengangkat tema pembelajaran karakter dan kepemimpinan dalam membangun Kalteng dari sosok mantan Gubernur Bumi Tambun Bungai kedua, yang saat ini namanya diabadikan sebuah jalan dan bandar udara di Kota Cantik Palangkaraya.
Acara tersebut diikuti pelajar, mahasiswa, guru dan dosen di Galery dan Resto Tjilik Riwut, Palangkaraya, diharapkan, sosok Pahlawan kelahiran Kasongan 2 Februari 1918 itu tak dilupakan begitu saja.
Ketua Agsi Kalteng, M Habibi Darma Saputra mengatakan, saat ini Pahlawan Tjilik Riwut dikenal di kalangan millenial sebatas nama bandar udara atau jalan, sehingga hal itu menimbulkan keresahan.
“Pemuda-pemudi Suku Dayak agar mencintai sejarah dan kebudayaannya. Karena itu yang ditekankan Tjilik Riwut,” katanya, Jumat (17/2/2023).
Diceritakan Dewan Penasehat Agni Kalteng, Adriansyah yang sempat bertemu dengan Tjilik Riwut saat kelas 3 SMP dulu, Hal yang paling tidak dilupakan adalah saat Tjilik Riwut ‘melahap’ teriakan khas suku Dayak.
“Beliau bersusuah payah berjuang dengan meneteskan air mata, jangan pandang remeh sejarah. Meskipun mata pelajaran lain hebat, yang paling membentuk karater adalah sejarah,” bebernya.
Dia mengajak kepada para guru, murid dan masyarakat meneruskan pupuk perjuangan yang telah ditanam Tjilik Riwut, demi kemajuan Kalteng, khususnya di dunia pendidikan.
Seminar tersebut menghadirkan 3 narasumber utama, pertama membahas operasi penerjunan payung pertama di Kalteng yang dipimpin Tjilik Riwut.
Kedua, peran Tjilik Riwut sebagai Gubernur dalam pembentukan dan pembangunan Provinsi Kalteng dan pembentukan Ibu Kota Kalteng, Palangkaraya.
Ketiga, mengupas janji setia masyarakat Suku Dayak kepada pemerintah Republik Indonesia.
Cucu pertama Tjilik Riwut, bernama Sulang mengungkapkan, terimakasihnya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut, sehingga dapat terselenggara dengan baik.
“Mengucapakan terimakasih kepada semuanya. Peringatan lahirnya Tjilik Riwut biasanya kita adakan setiap setahun, namun 3 tahun ini tidak ada,” pungkasnya. (*)
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/02/17/peringatan-105-tahun-pahlawan-nasional-tjilik-riwut-sarana-belajar-karakter-dan-kepemimpinan