SAMPIT – Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ditunjuk menjadi pilot project dalam penyelesaian kawasan tumpang tindih perkebunan kelapa sawit bagi seluruh Indonesia oleh pemerintah pusat.
“Tahun 2024 ini Kabupaten Kotim ditunjuk sebagai pilot project. Jadi apa yang dilakukan oleh Kabupaten Kotim nantinya bisa dilaksanakan juga untuk daerah lain,” kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kotim, Alang Arianto, Senin, 22 Januari 2024.
Disampaikan pada tahun 2023 pihaknya telah menyelesaikan sekitar 11 ribu poligon. Pada tahun 2024 ini Kotim kembali ditunjuk sebagai pilot project penyelesaian tumpang tindih dengan jumlah poligon cukup banyak yaitu 45 ribu poligon.
“Tambah banyak poligonnya yaitu 45 ribu. Ini luar biasa. Kami yang kemarin 11 ribu poligon itu dalam satu bulan harus menyelesaikan harus turun ke lapangan ke perusahaan kebun sawit untuk menyelesaikan langsung tumpang tindih,” ujarnya.
Disampaikan, kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada Kabupaten Kotim dirasa cukup berat. Pasalnya untuk menyelesaikan masalah tumpang tindih kawasan tidak mudah. Ditambahkan, permasalahan tumpang tindih ini cukup banyak seperti antara kawasan hutan dengan perkebunan, tora dengan perkebunan atau perkebunan dengan tambang. Kasus tersebut yang paling banyak dan harus diselesaikan.
Apalagi jika dilihat dari luasannya Kotim kurang lebih 16.000 km² dengan jumlah perkebunan yaitu kebun rakyat seluas 130.724 ha, PBS Kelapa Sawit seluas 453.064 ha dan jumlah PBS di Kotim ada 64 perusahaan.
“Jadi kadang-kadang kita ngeluh juga dengan pemerintah pusat, sementara kita di selaku eh diberi kepercayaan sebagai pilot project apa yang kita lakukan di Kabupaten Kotawaringin Timur ini bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia. Jadi kami tetap berupaya semaksimal mungkin memberikan yang terbaik,” tukasnya.
(dev/matakalteng)
Berita ini bersumber dari www.matakalteng.com dengan judul “Kotim Menjadi Pilot Project Penyelesaian Kawasan Tumpang Tindih Perkebunan Kelapa Sawit” yang diagregasikan via Google News.