TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Bupati Kotim Halikinnor, menggelar sayembara bagi warga yang melaporkan pelaku pembakar lahan. Sebagai imbalannya si pelapor akan diberikan hadiah uang Rp 10 juta.
Sayembara ini ia gelar untuk mendorong masyarakat agar turut mengawasi dan menjaga lingkungan masing-masing dari tindakan pembakaran hutan maupun lahan. Sebab, hal tersebut tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah daerah saja.
Hal itu ditegaskan Bupati Kotim Halikinnor, usai memimpin rapat penetapan status tanggap darurat bencana karhutla di ruang Pusdalops BPBD Kotim, Senin (11/9/2023).
“Masyarakat juga harus ikut menjaga, kalau perlu diberi hadiah bagi siapa saja, warga yang menyaksikan dan melapor ada oknum yang sengaja membakar,” katanya.
Seperti yang diketahui kasus Karhutla di Kotim belakangan kian marah. Parahnya, hampir 90 persen dari kejadian karhutla disebabkan unsur kesengajaan manusia.
Contohnya, karhutla yang terjadi di sekitar Jalan Pramuka Sampit, Halikinnor yang turun langsung untuk mengecek lokasi pun turut mencurigai adanya unsur kesengajaan dari kejadian tersebut.
“Kemarin saya turun langsung ke Jalan Pramuka, logikanya di lokasi itu tidak mungkin terbakar dengan sendirinya, pasti ada yang membakar. Karena lokasinya di kawasan permukiman,” ujarnya.
Sementara, oknum atau pelaku pembakar lahan jarang yang sampai tertangkap. Dari hampir 200 kasus karhutla di Kotim hanya dua oknum yang berhasil diringkus oleh pihak kepolisian.
Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Maka dari itu ia mengajak seluruh elemen masyarakat agar turut andil dalam mencegah terjadinya karhutla, minimal menjaga dan mengawasi lingkungan masing-masing.
Bahkan, orang nomor satu di bumi habaring hurung ini pun mengaku siap merogoh kantongnya sendiri untuk memberikan hadiah bagi warga yang melaporkan pelaku karhutla. Asalkan, pelapor menyertakan bukti yang akurat.
“Kalau tidak ada anggarannya biar bupati yang memberikan uangnya. Buat saja sayembaranya, bagi siapa yang melapor akan kami kasih Rp 10 juta, tapi harus disertai bukti ada video dan nama yang jelas,” tegasnya.
Ia menambahkan, dengan adanya sayembara ini diharapkan bisa memberikan tekanan psikologi bagi oknum pembakar hutan dan lahan.
Karena disamping ancaman hukum, yang ikut mengawasi adalah seluruh masyarakat. Dengan demikian, tidak ada lagi karhutla yang disebabkan kesengajaan manusia.
Disisi lain, sehubungan dengan maraknya kasus karhutla, Pemkab Kotim bersama stakeholder terkait sepakat untuk menaikkan status dari siaga menjadi tanggap darurat bencana karhutla.
Status ini berlaku selama 14 hari, dari 12 – 25 September 2023, dan kemudian akan dievaluasi kembali sesuai dengan kondisi ke depannya. (*)
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/09/11/bupati-kotim-halikinnor-gelar-sayembara-pelapor-pembakar-lahan-dijanjikan-hadiah-rp-10-juta