TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Pembuatan sumur bor sebagai sumber air dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dinilai tidak efektif.
Karena itu, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menginstruksikan jajarannya menolak jika ada bantuan pengadaan sumur bor dari Pemprov Kalteng.
“Untuk ke depan terkait sumur bor, notice, kalau ada dari provinsi membuat program itu tolak saja. Karena tidak ada gunanya kalau tidak dipelihara,” ucap Halikonnor saat memimpin rapat koordinasi penanggulangan Karhutla, Senin (11/09/2023).
Dia menegaskan bantuan pengadaan sumur bor dari Pemprov Kalteng sebelumnya banyak yang tidak berfungsi, sehingga tidak bisa digunakan untuk penanggulangan Karhutla.
Penyebabnya, kurangnya pemeliharaan terhadap sumur bor tersebut.
“Semua sumur bor yang dibuat itu macet. Sumur bor itu kalau tidak ada kemarau jangankan 1 tahun, 3 bulan saja tidak disedot mati dia, jadi buang-buang dana saja,” ujar Halikinnor.
Sebagai gantinya, ia meminta instansi terkait membuat proposal untuk pengadaan embung.
Menurutnya, embung sebagai tempat penampungan air akan lebih efektif dibandingkan sumur bor.
Karena meski tidak dipelihara, embung tetap bisa menampung air.
“Lebih baik siapkan usulan anggaran ke provinsi dikonfirmasi dulu ke kepala daerah untuk membuat embung. Kalau embung walau tidak dipelihara paling tidak masih ada airnya, paling ditumbuhi rumput saja. Sedangkan, sumur bor kalau tidak dipakai akan macet,” ujar Halikinnor.
Namun, ia mengingatkan agar rencana pembuatan embung tersebut disusun dengan sebaik-baiknya.
Seperti mencari titik-titik yang tepat untuk pembangunan embung dan tanah pada titik yang ditentukan harus dibeli, tidak boleh menggunakan lahan milik warga agar tidak menimbulkan permasalahan.
Terkait maraknya Karhutla yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat, Pemkab Kotim telah menaikkan menaikan status dari siaga menjadi tanggap darurat bencana Karhutla.
Status ini berlaku selama 14 hari dari tanggal 12 hingga 25 September 2023.
Halikinnor berharap, dengan peningkatan status itu maka upaya penanganan pun lebih maksimal, baik dari segi pencegahan maupun pemadaman terhadap lokasi yang terbakar. (*)
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/09/12/tolak-pengadaan-sumur-bor-bupati-kotim-nilai-embung-lebih-efektif-atasi-karhutla