SAMPIT-Status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang berakhir 2 Oktober diperpanjang selama 14 hari yakni dari 3 Oktober sampai 16 Oktober 2023. Status diperpanjang karena masih maraknya kebakaran lahan yang terjadi.
“Setelah kita mendengar prakiraan cuaca dari BMKG ternyata ada dua dasarian lagi yang masih belum ada hujannya, dan kita sepakat tadi untuk perpanjangan selama 2 minggu ke depan dari tanggal 3 Oktober sampai 16 Oktober. Nanti, setelah tanggal 16, kita evaluasi lagi apakah memang ada potensi hujan atau tidak lagi, kalau memang tidak ada hujan lagi, kemudian baru akan diperpanjang kembali,” kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kotim, Rihel, Senin (2/10/2023).
Perpanjangan itu disampaikan Rihel saat memimpin rapat evaluasi perpanjangan status tanggap darurat karhutla Kabupaten Kotim di gedung Pusdalops kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim.
Pada rapat ini dihadiri oleh beberapa instansi diantaranya perwakilan BMKG, Polres, TNI, Kementerian Agama, Damkar, Bappelitbangda, Inspektorat, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup, Manggala Agni, KPHP, dan lainnya.
Berdasarkan data update dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kotim pada Minggu (1/10) pukul 00.00 WIB-15.00 WIB. Sebaran hotspot di Kabupaten Kotim tercatat sebanyak 44 titik. Sedangkan pada Senin (2/10) pukul 00.00 WIB-07.00 WIB sebaran hotspotnya meningkat menjadi 262 titik.
“Jadi, memang tanggal 1 tercatat ada 44 titik panas yang ada di Kotim. Lanjut pada tanggal 2 menjadi 200 sekian jumlah titik panas, sampai dengan jam 07.00 WIB pagi ini titik panas naik menjadi 262 titik,” kata Prakirawan, Rahmat Wahidin Abdi.
Dijelaskan, dalam 5 hari kedepan wilayah Kotim masih dalam kategori mudah terbakar secara umum. Sedangkan untuk kategori wilayah yang aman pada tanggal 5, 6, 7, dan 8 itu hanya wilayah utara.
“Tapi ini akan kita update terus, karena setiap harinya data pasti akan berbeda karena data analisisnya dan data observasi juga akan kita perbaharui,” jelasnya.
BMKG Kotim memprakirakan curah hujan akan terjadi pada dasarian II Oktober dimulai dari wilayah utara terlebih dahulu baru ke tengah dan baru keselatan. Sedangkan puncak hujan akan terjadi pada bulan Desember di wilayah utara. Dan pada Januari 2024 puncak hujannya baru bergeser di wilayah selatan.
“Untuk potensi curah hujannya di wilayah Kotim sangat kecil dibawah normal, dan terjadinya hujannya pun nanti di akhir di dasarian I Oktober. Sedangkan untuk peningkatan curah hujan akan terjadi di dasarian II Oktober itu pun dimulai dari wilayah utara dulu, ke tengah, baru keselatan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kotim, Multazam menambahkan saat ini ada 691,586 hektare lahan yang terbakar di wilayah Kotim dari 297 jumlah kejadian dan jumlah penanganan 239, serta total hotspot 3.426 titik. Jumlah itu hanya dari lokasi karhutla yang bisa didatangi oleh tim BPBD, sedangkan kondisi riil kemungkinan lebih besar lagi.(pri*/cen)
Sumber: kaltengoke.com