TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Penurunan angka stunting terus dilakukan salah satunya dengan program rembug stunting.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur atau Pemkab Kotim terus berupaya mencegah dan menurunkan angka stunting, Selasa (7/5/2024).
Bupati Kotawaringin Timur, H Halikinnor, yang diwakili oleh Plt Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Rody Kamislam mengakui, pihaknya terus berupaya menurunkan angka stunting tersebut.
“Pemkab Kotim berkomitmen penuh mencegah dan menanggulangi stunting, dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,” terangnya.
Plt Sahli Bupati mengatakan Perpres 72 tahun 2021 mengamanahkan bahwa penanganan stunting melibatkan multi sektor, sehingga diperlukan koordinasi, sinkronasi, pengendalian, dan pengawalan yang dilakukan dalam pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif oleh semua sektor.
“Serta pengawalan dalam implementasi di lapangan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan oleh semua sektor tepat sasaran, sampai, dan dirasakan oleh masyarakat,” jelas Rody.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riakesdas) Kementerian Kesehatan RI pada 2018, angka prevalensi stunting di Kotim sebesar 48,84 persen.
“Angka tersebut tertinggi di Kalimantan Tengah, tetapj pada 2022 mengacu pada data survei status gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kotim sebesar 27,9 persen,” paparnya.
Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023 lalu, angka prevalensi stunting kembali naik menjadi 35,5 persen.
“Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, semua pihak lebih bersungguh-sungguh menjalankan program penurunan stunting yang menjadi tanggung jawabnya,” pinta Rody.
Lebih lanjut, dirinya meminta fokus pada intervensi yang mempunyai daya ungkin penurunan stunting, karena Kotim memiliki waktu 6 bulan, sementara target yang perlu diturunkan masih cukup tinggi.
Berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur.
Tercatat jumlah balita pendek dan sangat pendek di Kotim sebanyak 1.943 atau 18,5 persen anak stunting dari 10.526 balita pada Desember 2023 lalu.
“Sedangkan berdasarkan pendataan keluarga pada 2023, jumlah keluarga beresiko stunting sebanyak 20.319 keluarga atau 36,51 persen dari total 55.646 jumlah keluarga sasaran,” papar Plt Sahli Bupati.
Berita ini bersumber dari kalteng.tribunnews.com dengan judul “Percepat Pencegahan dan Penurunan, Pemkab Kotim Lakukan Melalui Program Rembuk Stunting” yang diagregasikan via Google News.