SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim), mulai mengoperasikan Dermaga Pelangsian yang terletak di Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Dengan mengoptimalkan fungi Dermaga Pelangsian ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah mewujudkan tol sungai.
Pemerintah daerah telah menggandeng pihak ketiga untuk mengeruk alur baru di Sungai Mentaya sehingga nantinya alur tersebut bisa dilewati 24 jam penuh setiap harinya.
“Dengan pengoperasian Dermaga Pelangsian ini dapat meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) yang lebih besar untuk daerah,” kata Bupati Kotim Halikinnor, dikutip dari Antara, Sabtu 19 September 2021.
“Dua kali menghadap ke Dirjen Hubla Kementerian Perhubungan, Alhamdulillah akhirnya kita dapat izin. Mudah-mudahan ini bisa kita optimalkan,” imbuhnya.
Diketahui, Dermaga Pelangsian terletak di pinggir Sungai Mentaya Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Dermaga ini dibangun pada 2014 lalu dengan dibiayai pemerintah pusat melalui APBN.
Pembangunan dermaga rampung akhir 2015, namun bertahun-tahun belum juga difungsikan maksimal. Hanya perahu tradisional yang memanfaatkan karena di halaman depan dermaga itu terdapat pasar tradisional.
Pemerintah sudah mendirikan Unit Pelaksana Teknis Dermaga Pelangsian dengan menempatkan sejumlah pegawai bertugas di tempat itu. Namun karena dermaga belum difungsikan optimal, akhirnya tidak banyak kegiatan yang dilakukan pegawai di kantor tersebut.
Halikinnor menilai Dermaga Pelangsian potensial untuk dioptimalkan menambah pendapatan asli daerah. Untuk itu sejak dilantik pada 26 Februari 2021 dia gencar mengupayakan pemanfaatan Dermaga Pelangsian ini.
Dalam waktu dekat investor memulai studi kelayakan dan diharapkan segera disusul pengerukan alur sehingga bisa selesai tahun ini. Dia yakin dengan lancarnya lalu lintas kapal akan berdampak positif secara luas, termasuk tumbuhnya aktivitas di Dermaga Pelangsian.
“Kita harus terus berinovasi untuk meningkatkan pendapatan daerah di tengah lesunya perekonomian imbas pandemi COVID-19. Saat ini saja pendapat asli daerah baru Rp27 miliar padahal sudah memasuki triwulan ketiga. Kita harus bekerja keras,” kata Halikinnor.
(Antara/BS-65/beritasampit.co.id)
.fb-background-color {
background: !important;
}
.fb_iframe_widget_fluid_desktop iframe {
width: 100% !important;
}