SAMPIT/TABENGAN.CO.ID – Akibat kemarau, krisis air bersih mulai melanda sejumlah desa di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih yang layak diminum.
Seperti yang diungkapkan Camat Teluk Sampit Dedi Purwanto, 6 desa di wilayah Teluk Sampit saat ini sudah mulai mengalami kekeringan. Enam desa yang ada di kecamatan tersebut, yakni Desa Parebok, Basawang, Regei Lestari, Kuin Permai, Lempuyang dan Ujung Pandaran.
“Enam desa di Kecamatan Teluk Sampit mulai terjadi kekeringan dan juga sudah mulai kesulitan mendapatkan air bersih, apalagi beberapa minggu ini sudah jarang turun hujan,” kata Dedi kepada Tabengan, Senin (4/9).
Sebelumnya, jelas Dedi, warga masih memanfaatkan stok air bersih yang berasal dari penyimpanan air hujan milik warga. Namun, karena tidak ada hujan, stok air bersih yang dimiliki warga tentu sudah tidak tersedia lagi.
Dirinya juga khawatir banyak warga yang akan terserang penyakit diare jika mengonsumsi air yang tidak bersih.
“Saat ini kami juga terus memasok air bersih dari kabupaten untuk kebutuhan warga di sini, semoga kemarau cepat berlalu,” ujar Camat Teluk Sampit.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Barsel Alip Suraya mengatakan, dampak dari musim kemarau yang melanda Kalteng, termasuk Kabupaten Barsel, menyebabkan sejumlah desa mengalami kekeringan, antara lain terjadi di Kecamatan Dusun Selatan.
Pemkab Barsel sendiri, kata Alip, sudah melakukan antisipasi dan langkah dalam menyikapi masalah kekeringan di 5 desa tersebut. Pemerintah sudah menyiapkan 1 unit mobil tangki dengan kapasitas 80 ribu liter, dan sudah disalurkan. Mobil tangki ini akan membawa air bersih yang didistribusikan ke desa-desa yang mengalami kekeringan.
Lima desa yang mengalami kekeringan, urai Alip, Desa Pamangka, Lembeng, Pararapak, Danau Ganting, dan Muara Ripung. Kelima desa ini mengeluhkan hal sama, yakni kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur yang digunakan warga mengalami kekeringan.
“Kekeringan yang melanda 5 desa di Kecamatan Dusun Selatan, mendapat perhatian serius dari Pj Bupati Barsel Deddy Winarwan. Pak Pj Bupati memerintahkan untuk menyalurkan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan. Bagaimanapun, air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Alip, Senin (4/9).
Alip mengatakan, air bersih dimanfaatkan warga untuk mandi, memasak, ataupun kebutuhan lainnya. Semoga air yang disuplai dengan menggunakan mobil tangki dapat membantu kebutuhan masyarakat terhadap air bersih.
Pemkab, lanjut Alip, terus melakukan pemantauan terhadap desa-desa yang ada di Kabupaten Barsel. Koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak terus dilakukan, untuk memantau kondisi desa-desa yang ada. Apakah mungkin ada penambahan desa yang mengelami kekeringan, atau sebaliknya.
Sementara ini, jelas Alip, data yang diterima BPBD Barsel, ada 5 desa yang mengalami kekeringan. Data ini merupakan laporan dari Camat Dusun Selatan, yang juga berdasarkan atas keluhan masyarakat. Artinya, baru 5 kepala desa yang melaporkan ke camat dan diteruskan ke BPBD.
Air yang disalurkan, tambah Alip, juga tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Pemkab juga terus berupaya dalam menyalurkan air, bagi para petani yang lahannya mengalami kekeringan.
“Proses penyaluran air bersih dan air untuk kebutuhan pertanian sudah berjalan. Seketika laporan warga diterima dan ada petunjuk dari pimpinan, kita langsung bergerak. Distribusi air sudah berjalan dan terus berjalan,” kata Alip.
BPBD Barsel, tegas Alip, selalu siap dalam mendistribusikan kebutuhan akan air bersih. Tidak saja air bersih, BPBD Barsel juga memberikan bantuan semabko kepada warga yang terdampak kekeringan. Penyaluran bantuan sembako akan diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu, anak-anak penderita stunting, dan lanjut usia (lansia), serta orang berkebutuhan khusus atau disabilitas sesuai dengan data dimiliki. c-may/c-lis
Sumber: https://www.tabengan.co.id/bacaberita/88157/kotim-dan-barsel-krisis-air-bersih/