“Hari ini ada sudah sekitar 15 KK (kepala keluarga) yang mengungsi ke tenda pengungsian dan 15 KK yang mengungsi ke kota,” kata Kepala Desa Hanjalipan, Sapransyah dihubungi dari Sampit, Jumat.
Hanjalipan adalah desa yang terparah dan terlama dilanda banjir pada periode ini. Sudah sekitar 1,5 bulan desa di pinggir sungai ini dilanda banjir dengan ketinggian air 1,5 hingga 2,5 meter dari jalan desa.
Saat ini banjir yang melanda desa itu semakin parah sehingga jumlah warga yang mengungsi terus bertambah. Saat ini seluruh rumah di desa yang dihuni dihuni 461 kepala keluarga itu terendam banjir.
Sebagian warga masih ada yang bertahan dengan cara membuat apar-apar atau panggung di dalam atau pelataran rumah. Namun jika banjir semakin dalam sampai atap rumah maka dipastikan semua terpaksa mengungsi.
Saat ini pemerintah desa membangun tenda pengungsian di lokasi perbukitan yang aman dari banjir. Dapur umum disiapkan menggunakan sembako bantuan pemerintah maupun pihak swasta.
Pemerintah desa berharap bantuan terpal untuk membuat tenda tambahan sebagai antisipasi jika jumlah pengungsi terus bertambah. Warga perlu perhatian, apalagi sebagian yang mengungsi ke tenda adalah anak-anak.
“Kami mengantisipasi kemungkinan jumlah pengungsi bertambah. Saat ini yang diperlukan adalah terpal untuk tenda,” kata Sapransyah.
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
Sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/599517/korban-banjir-di-kotim-semakin-banyak-yang-mengungsi