TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus meningkat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Bahkan hampir puncak musim kemarau ini kejadian Karhutla di Kotim terjadi setiap harinya.
Mula dari 1 sampai 15 Agustus 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim telah menangani 70,313 hektare karhutla.
Sekretaris BPBD Kotim Arief menyampaikan, peningkatan kasus karhutla terjadi secara signifikan sejak awal Agustus. Pasalnya, peningkatan ini mencapai 300 persen dibanding bulan-bulan sebelumnya.
“Banyak peningkatannya, bahkan bisa sampai 300 persen dibanding biasanya. Biasanya kami melihat data hotspot itu sampai beberapa halaman, tapi sekarang sampai. Artinya ada peningkatan yang signifikan sekali,” ujarnya, Rabu (16/8/2023).
Melihat kondisi tersebut, bantuan helikopter water bombing itu pun telah tiba di Kotim pagi tadi dan telah mulai memadamkan karhutla.
Ada satu kecamatan yang mengalami karhutla cukup besar, namun belum bisa didata karena api masih membakar kawasan tersebut, yakni Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS).
“Untuk karhutla di MHS belum sempat kami hitung luasan yang terbakar. Karena sampai sore kemarin infomasinya di sana masih ada api. Sedangkan, kebiasaan api di MHS kalau pagi sampai dengan tengah itu tidak terlihat asap, tapi kalau siang sampai dengan sore, bahkan malam hari asapnya kelihatan dan sangat mengganggu,” jelas Arief.
Arief melanjutkan, karhutla di MHS ini juga diduga memiliki andil besar dalam penyebab kabut asap yang meliputi Kota Sampit beberapa hari terakhir.
Asap sisa karhutla di MHS terbawa angin hingga menuju ibukota Kotim tersebut. Menurutnya, apabila karhutla di MHS bisa segera ditangani maka kabut asap berangsur-angsur akan menghilang.
Lantaran lokasi karhutla yang sulit dijangkau, membuat pihaknya kewalahan dalam upaya pemadaman.
Oleh karena itu BPBD Kotim akhirnya meminta bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran atau BPB-PK Provinsi Kalteng untuk mengirimkan helikopter water bombing.
Bukan hanya Kecamatan MHS, bantuan helikopter water bombing ini juga digunakan untuk memadamkan kebakaran di kecamatan lainnya yang sulit dijangkau, di antaranya Kecamatan Baamang.
“Saat ini upaya pemadaman masih kami lakukan. Mudah-mudahan dengan bantuan helikopter ini karhutla yang sulit kami jangkau melalui jalur darat bisa diatasi melalui jalur udara,” pungkasnya.
Lanjutnya, kondisi ini sejalan dengan musim kemarau yang tengah meliputi Kotim. Bahkan, berdasarkan informasi BMKG Kotim, bulan Agustus merupakan puncaknya musim kemarau di Bumi Habaring Hurung tersebut.
Sejak awal Agustus pihaknya mendapat 17 laporan karhutla, 14 berhasil ditangani sedangkan sisanya tidak sempat. Karena selain, BPBD juga ada tim Damkar, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA), Relawan Damkar, dan lain-lain yang turut membantu penanganan karhutla.
Dari 17 kejadian itu meliputi 628 hotspot atau titik api dan 70,313 hektare lahan. Jumlah tersebut belum mencakup seluruh kejadian karhutla di Kotim, karena untuk kejadian yang ditangani oleh pihak lain tidak masuk laporan BPBD.
Sementara, dari 70 hektare lebih lahan yang terbakar tersebut paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Kotabesi seluas 62,125 hektare, lalu Kecamatan Baamang 7,318 hektare, dan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 0,87 hektare. (*)
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/08/16/helikopter-water-bombing-dikerahkan-padamkan-api-di-kotim-bpbd-catat-70-hektare-lahan-terbakar