TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Pemkab Kotim terus berupaya mengurangi limbah medis yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H Halikinnor lakukan rapat teknis persiapan peletakan batu pertama pembangunan fasilitas pengelolaan limbah B3 medis bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, Senin (6/5/2024).
Hal tersebut guna mengelola limbah medis agar dapat didaur ulang menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan kembali.
Tentunya hal tersebut dapat menjadi cara untuk mengurangi limbah medis yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Bupati Kotawaringin Timur melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Machmoer mengatakan pihaknya masih melakukan perbaikan akses masuk menuju pabrik pengolahan.
“Untuk akses masuk itu ada bantuan dari DLH Provinsi Kalteng 300 meter dengan anggaran Rp 2 miliar beserta pengawasan dan pelaksanaan fisik,” jelasnya.
Pada 2024 anggaran pembuatan akses masuk dan pengawasan yang digunakan sebanyak Rp 2,5 miliar.
“Karena pekerjaannya bersifat rigid, kita hanya bisa membangun sepanjang 300 meter saja pada 2024,” jelas Kepala DLH.
Lebih lanjut, Machmoer menambahkan pada 2023 lalu, pembangunan akses masuk sepanjang 400 meter.
“Jadi akses jalan yang sudah dalam pengerjaan sepanjang 700 meter, namun masih kurang 600 meter, karena akses masuk menuju pabrik pengolahan limbah medis sepanjang 1,3 km,” jelas Kepala DLH Kotim.
Pihaknya mencoba menggunakan dana DLH untuk jalan tanah yang sudah fungsional hanya bisa 400 meter saja, sehingga masih kurang 200 meter.
“Mudah-mudahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya bisa membantu pembangunan akses jalan,” terang Kepala DLH Kotim.
Ia mengatakan baik itu PUPR Kotim atau BUMD lainnya, bisa membantu pembangunan akses masuk ke pabrik pengolahan limbah medis.
Jika bisa, maka akan lebih cepat siap untuk membangun bangunan fasilitas pengolahan limbah B3 medis.
Sementara leading sektornya adalah Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit, karena yang diolah nantinya adalah limbah B3 medis, lain halnya limbah rumah tangga.
“Kita berharap pembangunan fasilitas pengolahan limbah B3 medis segera dilaksanakan, sehingga pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi, solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi bersih atau ramah lingkungan,” tutup Machmoer.(*)
Berita ini bersumber dari kalteng.tribunnews.com dengan judul “Bangun Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Medis, DLH Kotim Berharap Akses ke Lokasi Cepat Selesai” yang diagregasikan via Google News.