BORNEONEWS, Sampit – Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, memastikan virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika tidak membahayakan manusia. Tapi, virus ini cepat menyebar tanpa disadari, sehingga bagi peternak bisa mengakibatkan kerugian lebih besar karena kematian babi.
“Kendati virus ASF ganas dan dapat mematikan babi, virus ini tidak menular ke hewan lainnya dan tidak membahayakan manusia. Namun, virus ASF sangat mudah menyebar tanpa disadari,” kata Kapala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kotim, Endrayatno, Jumat, 11 Maret 2022.
Dia menuturkan, virus ini dapat bertahan pada benda selama berbulan-bulan, seperti pakaian dan peralatan lain yang digunakan peternak yang terpapar virus ASF.
”Virus ASF dapat menular dari manusia yang membawa virus bisa dari sepatu, pakaian, kendaraan, dan lain-lain yang dikenakan pekerja kandang. Tetapi, virus ini tidak berbahaya dan tidak menular ke manusia,” jelasnya.
Endrayatno mengatakan, serangan virus ASF mulanya terjadi di Medan, Provinsi Sumatera Utara, sekitar awal 2021 lalu. Virus itu kemudian merebak di sejumlah kabupaten di Kalteng, seperti Kabupaten Gunung Mas, Kapuas, dan Palangka Raya sekitar September 2021 lalu.
Baca berita selengkapnya di Borneo News.