SAMPIT, Pangkalan Bun – Akibat padamnya listrik sebagai dampak terjadinya gangguan transmisi arah Kasongan – Parenggean – Sudan 11 Oktober 2022 pukul 22.30 WIB hingga suplai listrik interkoneksi ke sebagian wilayah Kalsel dan Kalteng terganggu sangat memukul para pelaku bisnis.
Karena hingga Rabu, 12 September 2022 suplai listrik juga masih belum pulih, para pelaku bisnis terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk membeli bahan bakar genset dan lainnya.
Seperti yang diungkapkan Jack manager salah satu warung kopi yang berlokasi di Jalan Pasanah, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).
Menurutnya agar kondisi padamnya listrik tidak menggangu pelayanan dan fasiltas dari pelanggan, pagi harinya ia dan beberapa anak buahnya terpaksa mengantre BBM di SPBU.
“Karena bila beli eceran tentunya lebih mahal. Sehingga kami harus pagi-pagi sekali mengantre, agar setelah warung kopi buka, BBM genset bisa tersedia,” jelas Jack.
Selain itu untuk memenuhi suplai air bersih untuk sanitasi dan mencuci peralatan makan dan minum, pihaknya juga terpaksa membeli air bersih.
“Pastinya ketersediaan air sangat penting dalam bidang usaha ini. Jangan sampai, proses pencucian alat makan dan minum malah terganggu. Lumayan juga pengeluaran hari ini,” jelas Jack.
Kondisi padamnya listrik juga sangat menggangu pelaku usaha editing foto dan video yang sangat mengandalkan ketersediaan listrik dalam aktivitasnya.
Seperti yang diungkapkan Heri, salah satu pelaku bisnis editing foto dan video di Kabupaten Kobar. Menurutnya janji deadline penyelesaian pekerjaannya juga bakal terganggu akibat kondisi tersebut.
Sumber: https://www.borneonews.co.id//berita/279665-terganggunya-aliran-listrik-di-sebagian-wilayah-kalteng-sangat-memukul-pelaku-bisnis