Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia telah memasuki musim pemilihan umum (pemilu). Pesta demokrasi ini rencananya akan digelar pada Februari mendatang. Agenda 5 tahunan ini diramal banyak pihak bakal membawa berkah ke sektor ekonomi.
Namun, ketidakpastian politik terkait Pemilu pun kerap menimbulkan kekhawatiran sebagian investor di pasar modal. Padahal, berdasarkan data historis, kinerja pasar saham dan obligasi di tahun pemilu lebih dipengaruhi oleh faktor makro ekonomi global dan domestik dibandingkan faktor politik.
Lalu, instrumen investasi apa yang cocok dipilih di tengah tahun politik ini? Dikutip dari Market Insight, investment report yang dirilis oleh tim Syailendra Capital, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mengalami penguatan sebelum pemilu. Hal ini ditopang oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat dan mendorong roda ekonomi semakin kencang.
Dalam laporan tersebut, pergerakan IHSG H-9 bulan sebelum H+6 bulan setelah pemilu pada 2009 menguat dari 43% menjadi 45%, kemudian pada 2014 IHSG menguat dari 11% menjadi 17%, dan pada 2019 IHSG menguat dari 10% menjadi 11%.
“Hal ini disebabkan oleh total dana yang dikeluarkan untuk melangsungkan pemilu lebih besar dibandingkan biasanya. Dana-dana ini diperkirakan akan beredar khususnya di sektor konsumsi,” dikutip melalui akun instagram @reksadana.syailendra belum lama ini.
Laporan itu menyebut, angka konsumsi masih menjadi penopang utama dari ekonomi di Indonesia. Sehingga ketika terjadi lonjakan konsumsi, ekonomi Indonesia secara keseluruhan akan ikut terkerek dan hal ini merupakan kondisi yang baik bagi kelas aset saham.
“Kami melihat potensi lonjakan dari angka konsumsi domestik seharusnya menjadi katalis positif bagi pergerakan pasar saham menjelang musim pemilu di tahun 2024,” tulis laporan tim Syailendra Capital.
Masih dalam market Insight, selama tahun 2023 memang IHSG masih bergerak sideways dikarenakan tipisnya volume transaksi dan risk appetite dari pelaku pasar yang masih berfokus pada kelas asset obligasi. Namun menjelang pemilu, seharusnya kondisi akan berubah mengikuti perkembangan angka konsumsi yang diperkirakan meningkat.
Untuk itu, beberapa produk yang harus dipantau dalam momentum ini adalah Reksa dana Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund (SMSCI), yakni reksa dana saham yang berfokus pada investasi di saham-saham big caps value. Produk ini menawarkan return year-to-date sebesar 12,4% per 21 Juli 2023.
Selain itu, ada Syailendra Equity Opportunity Fund (SEOF) yang merupakan reksa dana saham index enhanced dengan penekanan optimalisasi antara saham big dan small cap. Produk ini menawarkan dengan return year-to-date sebesar 7,4%.
Kedua produk investasi unggulan Syailendra tersebut bahkan mampu mengalahkan kinerja Indeks IDX30 dengan return year-to-date sebesar 2,5% dan Indeks Harga Saham Gabungan dengan return year-to-date sebesar 0,4%.
Bagi investor pemula yang tertarik dengan SMSCI, produk ini tersedia di berbagai aplikasi fintech, bank, maupun sekuritas, seperti YO! Inves, Bareksa, Ajaib, Pluang, Saya Kaya, Tanamduit, Fundtastic, Cermati, Invesnow, Xdana, Bank BNI, BNI Sekuritas, IPOT, Mandiri Sekuritas, Mega Sekuritas, MNC Sekuritas, Phillip Sekuritas, dan Makmur.
Sementara itu, SEOF dapat dibeli di YO! Inves, Bareksa, Bank BJB, Bank BRI, Buka Investasi Bersama, Pluang, Tanamduit, Fundtastic, Cermati, Mega Sekuritas, Sayakaya, Invesnow, xdana, QNB, SMARD, Ajaib, Trimegah Sekuritas, Mirae Asset, Mandiri Sekuritas, IPOT, Phillip Sekuritas, BNI Sekuritas, MNC Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
IHSG Masuk Zona 6.900, Reksa Dana Campuran Cuan Segini
(dpu/dpu)
Berita ini bersumber dari www.cnbcindonesia.com dengan judul “Simak! Begini Peluang Investasi di Tahun Pemilu” yang diagregasikan via Google News.