SAMPIT – Survei penyebab filariasis yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bersama Tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga saat ini masih belum final.
“Karena masih ada sediaan sampel yang belum diperiksa dan masih proses, jadi hasilnya masih kami tunggu. Survei dilakukan sejak 24 hingga 27 Oktober,” kata Kepala Dinkes Kotim, Umar Kaderi, Senin 31 Oktober 2022.
Disebutkannya, survei dilakukan dengan cara pengambilan darah dari manusia dan juga hewan. Pada 24 Oktober, darah manusia yang diambil belum ada, hanya pada hewan sebanyak 8 sampel.
“Kemudian pada 25 Oktober, darah manusia diambil sebanyak 65 orang dan pada hewan sebanyak 6 sampel. Dilanjutkan pada 26 Oktober, pengambilan sampel darah pada manusia sebanyak 121 orang dan pada hewan 12 sampel,” bebernya.
Survei masih berlanjut pada 27 Oktober dengan pengambilan sampel darah pada manusia sebanyak 138 sampel dan hewan 5 sampel. Sehingga total dari darah manusia sebanyak 324 sampel dan dari darah hewan sebanyak 31 sampel.
“Urgensi pelaksanaan kegiatan ini sendiri karena masih tingginya mikrofilaria rate (mf rate) di atas 1% pasca Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) filariasis yang diduga melibatkan host intermidiate/hewan pembawa dan nyamuk sebagai vektor filariasis,” jelasnya.
Tambahnya, hal ini dilakukan karena di beberapa kabupaten yang sudah menerima sertifikat eliminasi juga ditemukan lagi kasus baru, dan ditemukan filariasis pada hewan seperti kucing, kera dan anjing.
(dia/matakalteng.com)
Sumber: https://www.matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2022/10/31/masih-ada-sampel-filariasis-yang-belum-di-periksa