SAMPIT, Pangkalan Bun – Usia hanyalah angka, mungkin itulah kata – kata yang tepat untuk disematkan kepada seorang wanita aktivis pelestarian alam berusia 77 tajun bernama Prof. Dr. Birute Mary Galdikas, yang kini masih semangat menjaga dan melestarikan alam untuk keberlangsungan kehidupan Orangutan di wilayah Kalimantan.
Meski tidak lahir dan dibesarkan di Indonesia, namun kecintaaan Profesor Birute terhadap primata kalimantan itu membuat dirinya rela meninggalkan negaranya (Kanada), untuk meneliti kera dengan nama latin pongo pygmaeus tersebut.
Lahir di Weisbaden, Jerman, 10 Mei 1946, Profesor Birute merupakan sosok yang berdedikasi tinggi lantaran sejak tahun 1971 hingga sekarang, dirinya masih aktif mengajak masyarakat dunia untuk ikut melestarikan orangutan.
“Saya sangat berterimakasih kepada Tuhan, karena saya masih diberi umur panjang dan masih bisa semangat untuk bekerja, memantau seluruh karyawan saya dalam kegiatan pelestarian Orangutan,” kata Ibu Birute, saat dibincangi di kediamannya Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Rabu, 20 September 2023.
Selain masih aktif memantau keberadaan orangutan baik di Klinik maun di Taman Nasional Tanjung Puting, Ibu Birute juga dalam action pelestarian lingkungan hidup, langsung turun kelapangan.
Seperti belum lama ini, ka menuju Kota Sampit untuk bertemu dengan Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim ), Halikinor untukmenyumbangkan sedikitnya 3.000 bibit pohon.
Melalui organisasi yang didirikan yaitu Orangutan Foundation International (OFI), dan melalui Yayasan Orangutan International Kalimantan (YOIK), Prof.Dr. Birute Mary Galdikas berkampanye melindungi satwa yang terancam punah dari ancaman perburuan liar dan deforestasi hutan.
“Kami mengajak generasi muda untuk bersama menjaga lingkungan dan mencintai alam. Karena Alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan sangat sempurna, yang didalamnya terdapat lingkungan hidup mulai dari hutan dan mahluknya,” tuturnya.
Atas kerja keras dan dedikasinya itu, maka tak heran jika Profesor Birute Galdikas mendapatkan penghargaan kalpataru dari Pemerintah Indonesia untuk usahanya di bidang pelestarian hutan hujan tropis di pulau kalimantan.
Menurut Ibu Birute, upaya pelestarian lingkungan hidup harus terus berlanjut karena sesuai Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan.
“Untuk itu mari kita jaga dan lestarikan bersama-sama lingkungan hidup yang telah kita beri pondasi dengan menanam ribuan bahkan jutaan bibit pohon di seluruh Indonesia,” ungkap Ibu Birute.
Sumber: https://www.borneonews.co.id//berita/314544-di-usia-77-tahun-prof-dr-birute-mary-galdikas-tetap-semangat-jaga-lingkungan-untuk-kehidpuan-orangutan