Post Views:
40
PARA pemangku kepentingan sampai di level terbawah yakni lurah bersama perangkatnya ( RT, RW) dan masyarakat luas harus ikut mengantisipasi cuaca ekstrim dalam beberapa hari ke depan.
Hujan lebat yang mengguyur sejumlah wilayah di Indonesia tak hanya menyebabkan banjir dan longsor yang membuat mereka harus mengungsi, tetapi juga jatuhnya sejumlah korban.
Paling tidak tiga dari enam korban tewas akibat kendaraan yang mereka naiki (dua mobil dan satu sepeda motor) terperosok di bdan jalan yang amblas di Kab. Bangli, Prov. Bali, Sabtu (8/10) lalu.
Menurut Ka. Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Bangli Wayan Wardana, hujan lebat yang turun di wilayah Bangli, Jumat (7/10) memicu bencana di Kec. Bangli, Tembuku dan Susut.
Sementara berdasarkan laporan BPBD Denpasar, ada 10 titik lokasi banjir yang tersebar di ibukota Provinsi Bali tersebut sejak Jumat pagi.
Seorang remaja bernama Putri Laura (14) di Desa Karangsari, Kec. Kebasen, Kab. Banyumas, Jawa Tengah dilaporkan tertimbun longsor saat tertidur di rumahnya, Jumat dinihari.
Sedangkan Ading (108) dilaporkan hanyut di Sungai Cijalupang, Kec. Arcamanik, Kota Bandung Jumat malam, dan sampai keesokan harinya (Sabtu), korban belum ditemukan sehingga pencarian dihentikan.
Perjalanan keretaapi melalu jalur selatan juga sempat terganggu selama 10 jam akibat rel amblas di tiga titik di wilayah Kab. Cilacap dan baru pada Sabtu Pukul 12.25 bisa dilalui kembali.
Di Bekasi, BPBD setempat mengindentifikasi enam titik rawan banjir yakni Perumahan Pondok Timur Indah, Kompleks Dosen IKIP Jatibening, Taman Narogong, Perumahan Nasio Indah dan Jati Bening Permai.
Tiga kabupaten di Kalimantan Tengah yakni Katingan, Kotawaringin Timur dan Seruyan juga terendam banjir, 3.400 orang lebih warganya mengungsi akibat genangan air yang terjadi sejak September lalu.
Gangguan Cuaca Cukup Luas
Sementara itu, Kasub Koordinator Bidang Prediksi Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengemukakan, gangguan cuaca di wilayah Indonesia saat ini terjadi cukup luas antara lain akibat aktifnya Madden Julian Oscilation (MDO) di sebelah barat Sumatera disertai Indeks Dipole Mode (IDM) yang cukup signifikan.
MDO adalah aktivitas antarmusim di zona tropis yang dikenali dengan pergerakan aktivitas awan yang bergerak ke arah timur Samudera Hindia ke Samudera Pasifik dan muncul setiap 30 atau 40 hari, sedangkan IDM adalah indikator gradien suhu udara timur-barat yang melintasi Samudera Hindia.
Artinya, di wilayah dengan pembentukan awan hujan yang kondusif serta suplai uap air dari Samudera Hindia yag cukup intensif, khususnya untuk hujan di wilayah Sumatera bagian selatan dan Jawa bagian barat.
Selain itu, aktivitas gelombang ekuator Rossy terjadi hampir di seluruh Jawa dan Bali hingga NTT sehingga kedua fenomena ditengarai ikut meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat terutama pada malam hari di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari ke depan.
Terciptanya awan Cumulonimbus disebabkan konvergensi dan shear area (di Selat Sunda, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi bagian tengah juga menyebabkan turunnya hujan.
Akibatnya, dalam tiga hari ke depan diprediksi akan turun hujan engan intensitas sedang dan lebat di hampir seluruh wilayah di Sumatera, Jawa, Bali, NTB dan NTT, Sulawesi, sampai Papua Barat dan Papua.
Waspada dan waspada!
Sumber: https://www.kbknews.id/banjir-dan-longsor-dimana-mana/