Seruyan –
Sebanyak 3.436 kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) selama periode Januari hingga Oktober 2023. Total 9.769 hektare lahan yang hangus terbakar selama periode tersebut.
“Untuk kejadian Karhutla sendiri dari 1 Januari sampai 4 Oktober 2023 itu ada 3.436 kejadian Karhutla se-Kalteng,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Ahmad Toyib kepada detikcom, Jumat (6/10/2023).
Ahmad menuturkan jumlah kejadian tersebut pun menyebabkan 9.768 hektare lahan di Kalteng hangus dilalap si jago merah. Jumlah itu tercatat dalam data terbaru di Posko Satgas Karhutla Provinsi.
“Data luasan hutan dan lahan (terbakar) total yang berhasil kami catat di posko Satgas Karhutla Provinsi itu seluas 9.768 hektare,” ucapnya.
Dari hasil rekapitulasi milik BPBD juga tercatat ada 3 daerah teratas yang rawan karhutla dilihat dari jumlah lahan yang terbakar. Pertama di Kabupaten Seruyan, lalu Barito Selatan dan Kotawaringin Timur.
“Kalau melihat dari total luasan yang terbakar itu memang di peringkat 1 di Kabupaten Seruyan sekitar 1.800 hektare sampai saat ini, kemudian di peringkat ke 2 di Barito Selatan dengan luasan 1.150 hektare, dan urutan ke-3 itu di Kotawaringin Timur (Kotim),” paparnya.
Ahmad menyebut hingga 2 minggu terakhir kembali terjadi peningkatan kejadian di beberapa lokasi. Seperti di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, dan akhirnya menjadi penyebab Palangka Raya menerima kiriman kabut asap.
“Memang yang menjadi perhatian kami adalah lokasi sekitar kita Palangka Raya, khususnya seperti Pulang Pisau dan Kapuas. Karena mengingat bahwa angin itu bergerak dari arah utara ke tenggara itu jadi sumber asap di Palangka Raya, itu juga salah satu kiriman dari Pulang Pisau dan Kapuas,” kata dia.
“Sehingga memang kami menganggap Kapuas, Palangka Raya dan Pulang Pisau itu menjadi Ring 1 (rawan karhutla) pemerintah Provinsi Kalteng,” tambahnya.
Meski begitu, pihaknya juga tetap meningkatkan pantauan di seluruh titik rawan kebakaran di semua daerah di Kalteng. Mengingat saat ini Indonesia berada di puncak musim kemarau.
“Kami juga tetap memperhatikan daerah-daerah lain yang saat ini terjadi peningkatan kejadian, seperti Kotim, Katingan, kemudian juga ada di Kobar, Sukamara, Seruyan dan lainnya, karena memang kita sudah berada di puncak musim panas,” terangnya.
Sementara itu dari data terakhir 4 Oktober 2023, jumlah hotspot atau titik panas di Kalteng mengalami peningkatan. Secara tabel harian hotspot, sebanyak 48 hotspot yang terjadi selama 24 jam.
“Berdasarkan tabel harian hotspot ada 48 hotspot terjadi 24 jam, bahwa data sebaran hotspotnya dari 1 Januari sampai 4 Oktober 2023 totalnya ada 45.611 hotspot,” pungkasnya.
Simak Video “Daftar Wilayah Terdampak Asap Karhutla 9-11 September 2023“
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)
Sumber: www.detik.com