Ketua Asosiasi Dealer Motor Listrik Indonesia (Ademoli) Indra Novint Noviansyah menjelaskan sudah banyak antrean dari calon pembeli untuk mendapatkan insentif Rp7 juta per unit. Namun, terganjal pada situs verifikasi pembelian tersebut.
“Jadi bukan sepi peminat. Di jaringan kita ada 40 ribu pemesanan by name by address. Namun, sampai saat ini pemesanan masih banyak terhambat karena sistemnya belum siap,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis, 11 Mei 2023.
Dilansir laman resmi Kemenperin, produsen motor listrik diminta memasukkan data produksi, data model, tipe, dan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen ke dalam sistem Sisapira. Selanjutnya, surveyor independen akan memeriksa kelengkapan dan kesesuaian data yang dimuat. Setelah data produsen dan dealer teverifikasi, masyarakat bisa datang ke dealer untuk memeriksa apakah nomor induk kependudukan (NIK) yang dimiliki termasuk sebagai penerima insentif motor listrik.
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 6 Tahun 2023, kriteria penerima program insentif motor listrik dibuktikan dengan kepemilikan NIK yang terdaftar sebagai penerima manfaat kredit usaha rakyat, bantuan produktif usaha mikro, bantuan subsidi upah, dan/atau penerima subsidi listrik sampai dengan 900 volt ampere (VA).
Indra mengatakan banyak tahapan yang harus diverifikasi di Sisapira sehingga memerlukan waktu yang tidak cepat untuk memproses penyaluran insentif motor listrik baru.
“Untuk mengecek kelengkapan data di dalam satu web memang tidak mudah. Sistem itu terkoneksi dengan data di Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, dan lainnya,” jelasnya.
Indra menambahkan, dengan banyaknya konsumen yang menunggu kejelasan penerimaan bantuan Rp7 juta, berdampak pada penjualan normal motor listrik di dealer.
“Kalau yang enggak kuat modal, pasti mereka (dealer) pusing sih karena itu berpengaruh pada penjualan normal,” imbuhnya.
Produsen merugi
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan, dampak dari terhambatnya penyaluran insentif motor listrik akan membuat produsen merugi dengan tertundanya pembelian produk oleh konsumen.
“Karena masih banyak konsumen yang menunggu, pembelian pun tertunda. Pelaku usaha bakal dirugikan karena target penjualan menjadi tidak bisa dipastikan,” imbuhnya.
Bhima menyebutkan masalah teknis yang seharusnya bisa diantisipasi pemerintah sejak awal dapat menghambat target penyaluran insentif sebanyak 200 ribu motor listrik di tahun ini.
“Dengan sistem yang belum siap dan infrastruktur yang kurang memadai, bisa menjadi simalakama bagi pemerintah,” kata Bhima.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (Sekjen Aismoli) Hanggoro Ananta Khrisna juga mengakui pada awal peluncuran insentif motor listrik mengalami masalah teknis sehingga proses verifikasi menjadi lambat.
“Di awal pemberian bantuan ini cukup banyak terjadi kendala, baik dari sisi produsen maupun lembaga verifikasi,” terangnya.
Hanggoro berharap ke depannya proses verifikasi di Sisapira tidak menguras waktu terlalu lama. Hal itu untuk memudahkan produsen motor listrik memberikan bantuan murah pembelian motor listrik ke masyarakat.
Ia menegaskan anggota Aismoli berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik di Tanah Air. “Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah. Dengan perbaikan yang akan terus kita evaluasi, so far tinggal kesigapan dari setiap produsen motor listrik dan dealer untuk menyalurkan bantuan ini,” sebutnya.
Setidaknya ada delapan perusahaan yang ditetapkan Kemenperin menjadi peserta bantuan pembelian motor listrik dengan 14 merek. Di antaranya Gesits, Selis, Volta, Rakata, Polytron, Smoot, Viar, dan United.
Di satu sisi, Sekjen Aismoli mendukung tidak hanya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau penerima KUR yang menerima insentif motor listrik. Misalnya, pegawai swasta yang juga membutuhkan bantuan tersebut.
Menurut Hanggoro, dengan semakin banyak keran kriteria yang dibuka, semakin cepat penyaluran insentif itu dimanfaatkan masyarakat.
“Setuju saja, misalnya, karyawan swasta juga menerima dalam pengembangan kriteria. Penambahan kriteria ini bisa kami bicarakan dalam evaluasi yang dilakukan bersama pemerintah,” bilangnya.
Penyaluran pertama
PT Gaya Abadi Sempurna (SLIS) menjadi produsen motor listrik pertama yang menyalurkan bantuan pembelian motor listrik Rp7 juta kepada konsumen pada Jumat, 12 Mei 2023.
General Manager Operational Selis Retail Indonesia Houtsma Simon Tomboy menjelaskan penerima bantuan tersebut ialah Nureman yang merupakan pemilik usaha dengan nama Warung Mpok Menor yang berada di Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
“Nureman merupakan orang pertama yang mendapatkan motor listrik Selis dengan menggunakan bantuan pembelian motor listrik dari pemerintah,” ungkap Houtsma dalam keterangan resminya, Jumat, 12 Mei 2023.
Houtsma menjelaskan Nureman sudah berwirausaha sejak 2002. Konsumen tersebut membeli Selis E-Max dengan satu baterai Litium dengan harga Rp13.499.000 setelah mendapat insentif motor listrik.
Skema untuk mendapatkan bantuan pemerintah di Selis dengan melampirkan NIK. Setelah itu, ada proses pengecekan di Sisapira. Jika konsumen dinyatakan lolos mendapatkan bantuan, tim Selis akan menghubungi konsumen dan meminta foto KTP.
Data berupa foto KTP itu akan digunakan Selis untuk mengurus STNK dalam proses pembelian motor listrik. Selis berupaya menggenjot penyaluran insentif motor listrik yang mencapai 40 ribu unit di tahun ini.
Nureman pun bercerita proses untuk mendapatkan motor listrik di Selis cukup mudah. Ia mendatangi Selis Center Grand Wisata, Bekasi, dan oleh staf perusahaan tersebut dijelaskan syarat untuk mendapat bantuan potongan harga pembelian motor listrik.
“Kemudian, saya memberitahukan mendapatkan BPUM dan diberitahukan syaratnya itu saja. Data yang diminta nama, alamat, dan NIK,” terangnya.
Nureman menegaskan syarat yang diberikan tidak menyusahkan dirinya. Ia mengaku senang mendapatkan motor listrik Selis dengan bantuan pemerintah. Kendaraan pribadi yang dimiliki saat ini dikatakan jauh lebih murah daripada motor listrik konvensional. Ia berharap mendapatkan cuan yang lebih banyak karena menggunakan motor listrik yang lebih hemat.
“Motor listrik dari Selis bisa lebih hemat karena biaya charge baterainya hanya sekitar Rp2.500 yang dapat digunakan sejauh 60 kilometer,” jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
(AHL)
Sumber: https://www.medcom.id/ekonomi/analisis/JKRvvn7K-tertatih-mengejar-insentif-motor-listrik