SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar operasi penertiban warung esek-esek di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MBK) tepatnya di Jalan Mohammad Hatta atau jalan lingkar Selatan Sampit, Senin 31 Oktober 2022. Dari operasi tersebut berhasil diamankan delapan orang.
“Waktu terima pelanggan, ternyata ada penertiban dari petugas. Akhirnya kami terjaring dan di bawa ke kantor kecamatan,” kata salah seorang wanita yang tidak mau disebutkan namanya.
Dirinya pun tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya mengikuti arahan dari petugas gabungan yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Kotim Irawati. Pasalnya, ia tertangkap tangan sedang akan melakukan hubungan layaknya suami istri. “Saya di data dan diberi pembinaan oleh Dinas Sosial. Ini peringatan untuk tidak mengulangi lagi. Ini baru pertama saya terjaring,” ucapnya.
Diakuinya, profesi menjadi pekerja seks komersial (PSK) sejak tahun 2015. Sehingga profesi itu ia jalani selama tujuh tahun lamanya. Sekalipun sempat berhenti sebentar, namun ia kembali terjun lagi ke dunia esek-esek itu.
Tempo waktu tujuh tahun itu, membuat dirinya memiliki pelanggan tetap. Sebagian besar pria cukup umur dari berbagai profesi.”Pelanggannya ada orang kantoran, sopir, orang biasa. Macam-macam,” imbuhnya.
Disebut, dalam satu malam yaitu dari pukul 19.00 – 22.00 wib, biasanya dia mampu melayani hingga lima lelaki hidung belang. Dengan tarif Rp150 ribu per sekali main. Sehingga dalam semalam biasanya, dia memperoleh Rp750 ribu.
“Tapi biasanya juga ga dapat pelanggan dalam semalam itu. Uang yang ada saya gunakan untuk kebutuhan hidup.
Karena kebutuhan ekonomi ini lah terpaksa saya kerja menjadi PSK. Saya harus menghidupi tiga anak yang masih sekolah,” sebutnya.
Ia berasalan, saat siang hari tidak dapat mencari kerjaan lain. Karena sibuk mengurus anaknya seperti anatar jemput sekolah. Sekalipun ada rasa ingin mencari pekerjaan yang halal. “Tidak ada yang antar jemput anak sekolah. Saya tidak punya suami. Makanya ini saya lakukan,” katanya.
Sementara Wakil Bupati Kotim Irawati mengungkapkan, adanya prostitusi ini dinilai mengganggu. Alasan ekonomi tak masuk akal. Karena Kotim banyak memiliki peluang pekerjaan.
“Jadi kalau alasan ekonomi itu ga mungkin. Masih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, Sampit ini banyak peluang pekerjaan,” tegasnya.
Melihat itu, pihaknya akan terus melakukan penertiban agar dapat mengurangi kegiatan yang meresahkan masyarakat tersebut. “Memang kita memberhentikan tidak bisa tapi setidaknya mengurangi,” tegasnya.
(dev/matakalteng.com)
Sumber: https://www.matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2022/11/01/terimpit-ekonomi-alasan-bertahan-jadi-psk-selama-tujuh-tahun