SAMPIT – Panjangnya antrean solar di SPBU memang kerap kali menjadi sorotan, bahkan sudah sering ditemukan di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hingga dikeluhkan oleh masyarakat.
“Untuk membuktikan apa yang dikeluhkan masyarakat selama ini, saya mencoba sendiri membeli solar bersubsidi di SPBU menggunakan mobil pikap. Dan ternyata harus antre lama jika ingin mendapatkan BBM dengan harga murah tersebut, sehingga ini tentu tidak efisien lagi bagi pelaku usaha,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kotim, M Kurniawan Anwar, Selasa 1 November 2022.
Menurutnya, diperlukan kolaborasi semua instansi untuk mengawasi penyaluran BBM bersubsidi, karena Pertamina mengaku hanya memiliki kewenangan pengawas di areal SPBU. Sedangkan diluar, pengawasannya menjadi wewenang Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.
“Maka kami mendorong agar pengawasan ini digalakkan dengan membentuk tim atau semacamnya. Gabungan dari beberapa instansi ini,” pintanya.
Bukan cuman solar, saat ini pertalite juga sulit didapatkan lantaran pasca kenaikan harga BBM, banyak pengendara yang menggunakan Pertamax beralih ke Pertalite. “Jangan sampai penyalurannya tidak sesuai peruntukkan, yang merasa ekonominya mencukupi atau cukup berada, jangan sampai ikut membeli BBM bersubsidi juga,” imbaunya.
(dia/matakalteng.com)
Sumber: https://www.matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2022/11/01/susahnya-beli-bbm-bersubsidi-di-kota-sampit