“Memang masih ada hujan hujan, tapi kita berupaya mencegah. Puncak kemarau diperkirakan Juli, tapi kemarau sampai September. Harapan kita saat puncak kemarau tidak sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan yang luar biasa yang bisa menyebabkan kabut asap,” kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Hal itu disampaikannya usai membuka rapat koordinasi penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur.
Halikinnor hadiri didampingi Sekretaris Daerah yang juga Kepala BPBD Kotawaringin Timur Fajrurrahman. Rapat juga dihadiri perwakilan instansi terkait seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas dan lainnya.
Halikinnor mengatakan, Kotawaringin Timur termasuk daerah sangat rawan karhutla. Bencana kabut asap yang pernah terjadi beberapa tahun lalu harus menjadi pelajaran agar jangan sampai terulang.
Karhutla menimbulkan dampak buruk luas seperti pada kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lainnya. Untuk itu karhutla harus dicegah karena sangat merugikan masyarakat.
Halikinnor meminta BPBD bersama semua pihak terkait mengoptimalkan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya karhutla. Dia juga meminta masyarakat untuk tidak membakar lahan, terlebih saat kemarau.
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
Sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/637104/pemkab-kotim-tetapkan-status-siaga-darurat-karhutla