“Saya minta Pak Sekda nanti surati semua camat, khususnya daerah aliran sungai yaitu daerah-daerah yang apabila saat banjir fasilitas umumnya pendidikan maupun kesehatannya terkena banjir. Minta camat berkoordinasi dengan kepala desa untuk mencari lahannya,” kata Bupati Halikinnor di Sampit, Minggu.
Banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan di Kotawaringin Timur sebulan terakhir, turut merendam fasilitas umum, termasuk puskesmas, puskesmas pembantu dan sekolah. Hal itu menyebabkan pelayanan terganggu sehingga tidak optimal.
Halikinnor berharap semua fasilitas kesehatan dan sekolah nantinya direlokasi ke lokasi yang lebih tinggi sehingga aman dari banjir. Dengan begitu pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan meski saat musim hujan dan terjadi banjir di bantaran sungai.
Menurut Halikinnor, relokasi fasilitas kesehatan dan pendidikan ini bukan hal mustahil karena bisa dilakukan bertahap. Untuk itu dia memerintahkan setiap desa rawan banjir mencadangkan lahan di lokasi yang aman banjir untuk pembangunan fasilitas kesehatan dan sekolah tersebut nantinya.
Relokasi bangunan fasilitas umum ini diyakini bisa diwujudkan, bahkan saat ini dimulai yaitu pada Puskesmas Tumbang Penyahuan Kecamatan Bukit Santuai. Berbeda halnya merelokasi permukiman penduduk, dinilai cukup sulit karena tergantung kemauan warganya.
“Contoh, kita pernah membuat bangunan di seberang Desa Hanjalipan. Ada 93 bangunan di sana agar masyarakat desa yang kadang dua kali lebih setahun banjir itu pindah. Ternyata, mereka tidak mau karena sudah terbiasa hidup di pinggir sungai dan usahanya pun di pinggir sungai,” ujar Halikinnor.
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
Sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/591497/pemkab-kotim-relokasi-bertahap-fasilitas-kesehatan-dan-sekolah-langganan-banjir