“Yang kami minta subsidinya dicabut itu hanya solar. Bukan bahan bakar minyak jenis lain. Dengan subsidinya dicabut maka disparitas harga tidak terjadi lagi. Atau katakan saja solar satu harga. Harapannya supaya pasokannya lancar sehingga aktivitas angkutan juga tidak lagi terganggu,” kata Sekretaris yang juga Pelaksana Harian DPD ALFI Kalimantan Tengah, Budi Hariono di Sampit, Kamis.
Aksi damai meminta pencabutan subsidi solar itu rencananya dilaksanakan di Sampit pada Selasa (23/8) pekan depan. Rencana aksi damai ini juga sudah disampaikan ke Polres Kotawaringin Timur untuk diketahui sesuai aturan.
Rencananya sedikitnya sekitar 300 armada truk akan diturunkan dalam aksi damai tersebut. Peserta aksi berkumpul di Jalan Samekto, kemudian menuju DPRD Kotawaringin Timur untuk penyampaian aspirasi dan pernyataan sikap. Koordinasi sudah dilakukan dengan kepolisian agar aksi ini tidak sampai menimbulkan kemacetan.
Budi yang didampingi pengurus dan anggota ALFI menjelaskan, usulan pencabutan subsidi solar mungkin terdengar janggal. Namun ALFI menilai kebijakan itu perlu ditempuh pemerintah agar kegiatan ekonomi, khususnya angkutan barang berjalan lancar.
Saat ini harga solar bersubsidi di SPBU Rp5.150/liter. Namun untuk mendapatkannya, truk harus antre bahkan sampai dua hari menunggu giliran masuk membelinya di SPBU.
Kondisi ini yang membuat membeli solar bersubsidi dinilai tidak lagi ekonomis karena sopir menjadi kehilangan potensi pendapatan akibat terlalu lama antre di SPBU. Selain itu, sopir juga mengeluh karena harus mengeluarkan biaya tidak sedikit yang dipungut oknum tertentu dengan dalih pengaturan antrean.
Lamanya antrean di SPBU bisa membuat pengiriman barang menjadi terlambat. Akibatnya, pengusaha angkutan mendapat protes dari pengguna jasa, serta harus mengeluarkan biaya berbagai komponen imbas keterlambatan tersebut.
}(document, ‘script’, ‘facebook-jssdk’));
Sumber: https://kalteng.antaranews.com/berita/584009/minta-subsidi-solar-dicabut-alfi-kalteng-siap-kerahkan-ratusan-truk