TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT– Listrik PLN Kotim Padam dua hari dua malam membuat warga sebagai pelanggan PLN di Kotim kelimpungan.
Betapa tidak, listrik PLN padam tersebut membuat banyak yang merasa terganggu bahkan dirugikan akibat PLN tidak menyalurkan listrik ke rumah atau kantor pelanggan.
PLN juga belum bisa memberikan kepastian, normalisasi penyaluran kembali saluran listrik kepada pelanggannya.
Dampak dari listrik padam tersebut, membuat warga tidak nayaman tinggal di rumah bersama keluarga, karena tanpa listrik air PDAM tak bisa jalan, suasana rumah panas tanpa AC maupun kipas angin.
Sehingga sebagian warga yang ingin tenang dan tetap menikmati kenyamanan bersama keluarga memilih tinggal di hotel sementara waktu, meskipun diakui hal itu terpaksa dilakukan.
Baca juga: MTQ Nasional XXIX Banjarmasin Kalsel, Kotim Wakili Kalteng Ikuti Pawai Taaruf Mobil Hias
Baca juga: NEWS VIDEO, TMMD ke 115 Kotim, Bangun Jalan Penghubung Kelurahan Tanah Mas-Baamang Hulu
Baca juga: NEWS VIDEO, Tanggulangi Banjir Kotim Bupati H Halikinnor Berharap Pengerukan Sungai Mentaya
Pantauan di hotel kelas melati hingga berbintang di Sampit, cukup banyak warga yang memilih tinggal sementara di hotel ketika listrik PLN padam tanpa adanya kepastian normalisasi penyaluran listrik kembali.
Meskipun saat tinggal di hotel cukup banyak biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa kamar hotel tersebut.
“Saya sumpek di rumah, makannya sementara listrik padam pilih tinggal di hotel agar lebih santai bersama keluarga,” ujar Muhammad Gumarang, salah satu tokoh masyarakat di Sampit.
Gumarang yang selama ini aktif menyoroti kebijakan pemerintah ini, memilih tinggal sementara di Hotel bersama istri anak dan cucunya, karena merasa lebih nyaman tinggal sementara dibandingkan di rumah saat listrik padam.
“Kami benar-benar terganggu, saat listrik padam seperti sekarang, karena cucu saya menangis karena AC tidak bisa dipakai, kipas angin juga, termasuk televisi dan lainnnya,” ujarnya, Kamis (13/10/2022).
Gumarang mengaku pihaknya benar-benar terdampak dengan padamnya listrik PLN tersebut.”Saya bisa saja melakukan class action kepada PLN, karena ini sangat merugikan kami sebagai pelanggan,” katanya.
Selama ini sebut dia, sikap PLN kepada warga tegas.”Saat telat membayar listrik, pelanggan diberikan teguran bahkan petugas seenaknya membongkar meteran listrik pelanggan,” ujarnya.
Kondisi berdeda saat yang dihadapi PLN saat ini, ketika pelanggan dirugikan PLN tidak memberikan jaminan waktu normalisasi penyaluran lsitrik kepada pelanggan.
“Ini saya pikir tidak fair, karena PLN cuma bisa bersikap tegas dengan pelanggan saat melakukan pelanggaran, tetapi saat PLN tidak bisa memberikan pelayanan yang baik pada pelanggan, kita sebagai pelanggan hanya di minta tenang sabar dan diam, ini jelas tidak fair,” ujarnya seraya menyatakan, pelanggan bisa menggugat jika merasa dirugikan.
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2022/10/13/listrik-pln-di-kotim-padam-2-hari-2-malam-sebagian-warga-sampit-terpaksa-menginap-di-hotel