SAMPIT – Ribuan warga Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memadati objek wisata Terowongan Nur Mentaya di Jalan Cilik Riwut, Kota Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) Sabtu 17 Desember 2022 malam. Warga yang datang mengunjungi ikon baru tersebut bukan hanya saja warga Kota Sampit, namun dari berbagai pelosok di Kotim.
Dari pantauan matakalteng.com, situasi di sepanjang jalan Cilik Riwut tepatnya sepanjang ikon Terowongan Nur Mentaya itu sangat padat, dimana sepanjang jalan dan trotoar di isi oleh masyarakat untuk menikmati keindahan yang dipancarkan oleh cahaya lampu melengkung berbentuk terowongan yang cuman satu-satunya ada di Indonesia hanya di Kota Sampit tersebut.
Toni salah seorang warga Antang Kalang mengatakan, dia rela jauh-jauh dari kampungnya untuk ke Kota Sampit hanya untuk menikmati objek wisata yang baru diresmikan oleh Bupati Kotim. Apalagi objek wisata ini menjadi terowongan pertama yang ada di Indonesia sehingga dia sangat bangga terhadap daerahnya.
“Saya penasaran dengan objek wisata Terowongan Nur Mentaya ini, sehingga saya jauh-jauh dari kampung saya untuk menikmati keindahan yang dipancarkan oleh terowongan di sepanjang jalan Cilik Riwut ini,” kata Toni, kepada wartawan ini, Sabtu 17 Desember 2022 malam.
Dia berharap, agar pemerintah daerah terus melakukan pembangunan ikon-ikon baru sehingga menjadi pusat pariwisata di Kota Sampit, Kotim. Terowongan Nur Mentaya ini sudah sangat terkenal dimana-mana baik itu dari cerita masyarakat maupun tersebar di Medsos, sehingga ini menjadi salah satu pusat dan tujuan para wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bumi Habaring Hurung.
“Ikon ini sudah terkenal dimana-mana, apalagi di medsos, ini salah satu menjadi kebanggaan tersendiri untuk kami warga Kotim karena dengan kemajuan pusat pariwisatanya. Saya berharap semoga ini menjadi ikon yang tetap dipertahankan untuk menarik wisatawan daerah lain dan pemerintah terus merawat objek-objek wisata yang ada di daerah kita,” pungkasnya.
(gus/matakalteng.com)
Sumber: https://www.matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2022/12/17/lautan-manusia-padati-terowongan-nur-mentaya