SAMPIT – Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menduduki peringkat ke-61 sebagai kota yang mengalami deflasi. Jika sebelumnya menjadi peringkat pertama inflasi di Indonesia, kini Sampit mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.
“Sampit mengalami deflasi per Oktober 2022. Itu terjadi dari sejumlah harga pada kelompok pengeluaran,” kata Asisten II Bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda Kotim, Alang Arianto usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian dengan Menteri Dalam Negeri secara virtual, Senin 7 November 2022.
Lanjutnya, deflasi memang telah dialami sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya Kotim. Dari 90 kota IHK, terdapat 61 kota mengalami deflasi dan 29 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,48 persen dan terendah terjadi di Sampit sebesar 0,01 persen.
“Sedangkan, inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,76 persen dan terendah terjadi di Cilacap sebesar 0,01 persen. Kota Sampit menempati peringkat ke-61 kota deflasi dengan deflasi sebesar 0,01 persen,” terangnya.
Deflasi di Kota Sampit terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran, seperti makanan dan minuman.
“Berbagai upaya terus kami lakukan agar inflasi di Kotim dapat ditekan. Salah satunya dengan pasar murah yang kami gelar hingga akhir tahun nanti. Itu diharapkan bisa menekan harga barang yang tinggi di pasaran,” harapnya.
Ditambahkan Kepala BPS Kotim Eddy Surahman, deflasi yang terjadi di Kota Sampit karena penurunan sejumlah kelompok makanan dan tembakau sebesar 0,02 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10 persen dan transportasi sebesar 0.03 persen.
“Komoditas yang memberikan andil atau sumbangan terhadap deflasi, yaitu minyak goreng, telur ayam ras, ikan tongkol atau ambu-ambu, cabai rawit, mangga, angkutan udara, emas perhiasan, nangka muda, cabai merah, dan bawang merah,” tambahnya.
Meski sejumlah komoditas mengalami deflasi. Masih ada sejumlah komoditas yang mengalami inflasi. Disebutnya, tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2022 sebesar 5,61 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2022 terhadap Oktober 2021) sebesar 6,64 persen.
“Komoditas-komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi, yaitu kacang panjang, rokok kretek, kangkung, pisang, semangka, timun, daging ayam ras, pelumas/oli mesin, rokok putih, dan beras,” tutupnya.
(dev/matakalteng.com)
Sumber: https://www.matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2022/11/07/kota-sampit-peringkat-ke-61-kota-deflasi