TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Kotim marak selama beberapa pekan terakhir Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Karhutla di Kotim yang marak tersebut berdampak kabut asap cemari udara terutama saat pagi subuh hingga pagi hari.
Maraknya Karhutla di Kotim yang berdampak kabut asap mulai dikeluhkan para pelajar yang harus berangkat pagi ke sekolah ditengah kepungan kabut asap.
Pasalnya, kabut asap tidak hanya mengganggu pernafasan tapi juga jarak pandang. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada keselamatan lalu lintas, terlebih bagi mereka yang berangkat sekolah menggunakan kendaraan bermotor.
“Kabut asap ini sangat mengganggu, apalagi kalau pagi itu kabut asapnya lumayan tebal dan kalau sudah lupa bawa masker jadi terganggu sekali,” kata Kania Arbela, siswi kelas XII Keagamaan 1, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kotim, Senin (4/09/2023).
Disamping itu, Kania juga mengaku khawatir kabut asap akan berdampak pada kesehatannya. Terlebih, menurutnya beberapa adik kelasnya sudah terkena penyakit asma dan asam lambung disebabkan kabut asap.
Sehingga, ia berharap pihak sekolah bisa mengambil tindakan antisipasi dengan meliburkan sementara atau memundurkan jam masuk sekolah.
Sementara itu, Kepala MAN Kotim Jainuddin turut menanggapi fenomena kabut asap akibat Karhutla di Kotim.
Ia mengaku khawatir kabut asap tersebut akan berdampak bagi kesehatan anak didik, guru, maupun tenaga lainnya di sekolah tersebut.
Namun, disisi lain pihaknya menilai kondisi kabut asap saat ini belum berdampak signifikan, sehingga belum membuat aturan apapun terkait kabut asap kecuali imbauan penggunaan masker.
“Memang sampai hari ini kami masih belum merasakan dampak yang signifikan, sehingga secara kelembagaan kami masih menganggap ini dalam batas yang masih bisa toleransi. Adapun jika nanti ada ketentuan atau imbauan dari pemerintah kami siap melaksanakan,” tuturnya.
Ia melanjutkan, dalam membuat suatu aturan tentunya perlu banyak pertimbangan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
Walau, beberapa hari yang lalu status kualitas udara di Kota Sampit sempat anjlok ke kategori sangat tidak sehat, namun dengan melihat perkembangan situasi dan kondisi kualitas udara yang kembali membaik maka pihaknya pun belum membuat kebijakan apapun di lingkungan sekolahnya.
Meski tidak ada aturan resmi, namun ia mengaku bahwa pihaknya telah aktif menyampaikan imbauan melalui grup-grup komunikasi sekolah, baik kepada murid, wali murid, maupun guru. Yakni, untuk menggunakan masker ketika berangkat dan ketika berada di sekolah.
Adapun, terkait rencana memundurkan jam masuk sekolah, ia mengaku memang ada rencana demikian. Tapi, untuk realisasinya kembali pada situasi dan kondisi yang saat ini dirasa belum perlu.
Namun, jika kondisinya memang mengharuskan, maka pihaknya siap untuk menindaklanjuti termasuk memundurkan jam masuk sekolah.
Sementara diketahui, jam operasional atau masuk di MAN Kotim saat ini adalah Senin-Kamis dari pukul 06:00 WIB sampai 16:45 WIB, sedangkan Jumat pukul 06:00 WIB sampai 10:45 WIB. (*)
Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/09/04/karhutla-di-kotim-marak-pelajar-di-sampit-keluhkan-dampak-kabut-asap-sekolah-imbau-pakai-masker