Kadinkes Kotim: Penyakit TBC Lebih Bahaya dari Covid-19, Masyarakat Konsisten Hidup Bersih dan Sehat

Kadinkes Kotim: Penyakit TBC Lebih Bahaya dari Covid-19, Masyarakat Konsisten Hidup Bersih dan Sehat


TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Meski mengalami penurunan dari tahun ke tahun, rupanya kasus Tuberculosis (TBC), di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih cukup tinggi.

Untuk itu Kepala Dinas Kesehatan atau Kadinkes Kotim Umar Kaderi, mengimbau seluruh masyarakat untuk konsisten dalam menerapkan hidup bersih dan sehat.

Sebab, menurutnya Penyakit TBC ini lebih berbahaya dari Covid-19 yang sempat menggegerkan dunia beberapa tahun terakhir.

“TBC ini adalah penyakit menular yang memang sebenarnya lebih berbahaya dari Covid-19. Karena butuh pengobatan jangka panjang. Tidak mungkin 1 bulan sembuh, minimal 6 bulan, bahkan 1 tahun. Dengan rentang waktu itu ada kemungkinan penyakit tersebut bisa menular ke orang lain. Ditambah biaya pengobatannya pun cukup tinggi,” tuturnya.

Berdasarkan data Dinkes Kotim pada tahun 2023 ditemukan adanya 633 kasus baru TBC.

Kemudian pada tahun 2023 sudah ada 107 kasus baru dengan kategori TBC tingkat 1. Disebutkan pula, bahwa hampir semua Kecamatan di Kotim rawan Penyakit TBC.

Kondisi ini cukup memprihatinkan, karena masih ada kasus baru yang muncul. Sedangkan yang diharapkan tidak ada lagi kasus baru melalui penularan.

Sebab, Umar mengaku setiap ada indikasi kasus TBC tenaga kesehatan (nakes) di fasilitas kesehatan maupun puskesmas akan bergerak cepat untuk penanganan dan jika puskesmas tidak sanggup menangani akan langsung dirujuk ke dokter spesialis paru-paru.

“Teman-teman (nakes) di lapangan sudah melakukan deteksi dini. Begitu dapat kasus langsung kami tangani. Kalau puskesmas tidak bisa menangani akan kami rujuk ke Dokter spesialis paru-paru. Harapan kami dengan penanganan seperti itu harusnya bisa meminimalkan penularan,” jelas.

Lanjutnya, pihaknya bersama Dinkes Provinsi Kalteng hingga Kemenkes, bahkan melibatkan sejumlah organisasi telah melaksanakan langkah-langkah untuk menekan penularan TBC. Apalagi WHO telah menargetkan bahwa Indonesia mencapai eliminasi TBC pada tahun 2030.

Namun, semua itu tentu perlu peran serta masyarakat, tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Justru strategi untuk melawan penyebaran penyakit ini bermula dari masyarakat.

Masyarakat diimbau untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Lalu, menjaga pola makan dan istirahat, serta olahraga. Dengan begitu akan meningkatkan daya tahan tubuh.

“Itu upaya yang utama, sehingga secara internal tubuh kita bisa membentengi diri dari penyakit,” ucapnya.

Kemudian, upaya eksternal adalah dengan menjaga kebersihan, baik kebersihan rumah dan lingkungan. Sanitasi juga harus bersih, sehingga saluran air lancar dan tidak ada genangan yang dapat menjadi tempat bakteri.

Termasuk, tempat buang air atau jamban harus layak dan sesuai standar.

“Dengan menggunakan masker juga bentuk upaya menghindari penularan penyakit. Promosi kesehatan seperti ini memang harus digencarkan, selain adanya bantuan dari bank dunia. Harapan kami target eliminasi TBC 2030 bisa selesai,” pungkasnya. (*)




Sumber: https://kalteng.tribunnews.com/2023/05/20/kadinkes-kotim-penyakit-tbc-lebih-bahaya-dari-covid-19-masyarakat-konsisten-hidup-bersih-dan-sehat

Leave a Reply

Copyright © 2023 Sampit

BERITA

KONTAK

ABOUT

SAMPIT.ID adalah portal agregasi berita tentang kota Sampit (Kotawaringin Timur).

email: [email protected]

STAY CONNECTED

Copyright 2016-2022 Sampit.ID