SOLOPOS.COM – Ilustrasi petani menebar pupuk. (Antara/Hendra Nurdiyansyah)
Solopos.com, SRAGEN — Alokasi pupuk urea bersubsidi bagi petani Sragen meningkat dari 31.664 ton pada 2022 menjadi 40.000 ton pada 2023. Sedangkan pupuk NPK bersubsidi yang sangat dibutuhkan petani justru anjlok dari 25.823 ton menjadi 23.000 ton.
Alokasi dua jenis pupuk bersubsidi itu lebih sedikit dari kebutuhan petani yang tertuang dalam rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Alokasi pupuk urea dari pemerintah hanya memenuhi 95% dari total kebutuhan 42.130 ton per tahun. Sedangkan alokasi pupuk NPK itu hanya memenuhi 49% dari totak kebutuhan 46.484 ton per tahun.
PromosiTokopedia Hijau Ajak UMKM dan Masyarakat Usung Produk Ramah Lingkungan
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Rina Wijaya, mengungkapkan alokasi untuk urea memang naiknya sangat signifikan, yakni mencapai 8.336 ton pada 2023. Sayangnya, NPK justru turun sampai 2.823 ton. Rina menyadari petani Sragen cenderung menggunakan pupuk majemuk seperti NPK daripada pupuk urea.
“Kami di dinas hanya bisa mengusulkan sesuai RDKK, tetapi kebijakan alokasi ada di pemerintah pusat. Kami tidak tahu mengapa justru urea yang ditambah dan NPK yang notebene dibutuhkan petani malah dikurangi,” jelas Rina.
Petani di Sragen yang berjumlah 122.000 orang bisa mengetahui jatah pupuk bersubsidi itu dalam aplikasi e-alokasi yang bisa diakses oleh siapa saja. Distan KP sudah menginput data jatah pupuk per petani.
Sumber: https://www.solopos.com/jatah-pupuk-bersubsidi-untuk-sragen-2023-urea-naik-tapi-npk-anjlok-1508486