PALANGKA RAYA – Jhon Krisli diumumkan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Terpilihnya Jhon Krisli membuat Parimus terpaksa “gigit jari”. Meski mendapat dukungan 13 pengurus anak cabang (PAC).
Nama Jhon Krisli masuk dalam daftar 13 nama yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat sebagai Ketua DPC. Mengetahui itu, Parimus selaku kader senior Demokrat mempertanyakan proses yang dilalui.
Menurutnya, munculnya nama-nama ketua DPC tentu harus melalui proses sesuai mekanisme yang berlaku. Paling pertama adalah pelaksanaan musyawarah cabang (muscab). Dimana beberapa bulan yang lalu dilaksanakan muscab serentak se-Kalteng.
Dasar muscab adalah ranting di PAC. Di wilayah Kotim sendiri terdapat 17 PAC. Dasar untuk bisa diajukan untuk menjadi calon ketua, maka harus memenuhi syarat.
“Saat muscab di Kota Palangka Raya, saya didukung oleh 13 PAC, sementara John Krisli hanya 2 PAC. Sebenarnya tidak masuk, karena dua PAC itu dikeluarkan dari sidang, karena dikasih mandat kepada orang lain. Tetapi kayanya dipaksakan untuk masuk dan memenuhi syarat,” tegasnya.
Selanjutnya tahap feet and proper test bersama ketua umum dan lainnya. Kamudian masuk tahap tes tertulis. Mengenai siapa pemenangnya, akan diumumkan oleh DPP melalui kepala BPOKK DPP Demokrat. Namun sampai hari ini tidak ada.
Muncul keraguan pihak mana yang bisa dipercayai, DPP atau DPD. Bagi Parimus, bukan soal kalah atau menangnya. Namun jika merujuk pada anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai dan pengelolaannya, lantas mengapa sampai hari ini dirinya sama sekali belum menerima pemberitahuan.
“Silahkan saja mereka mengumumkan, tapi saya berprinsip bahwa sebelum surat keputusan (SK) keluar atau DPP menelepon saya, maka saya belum bisa menerima siapa pun itu yang menjadi ketua DPC Kabupaten Kotim,” tegasnya.
Parimus memastikan, bahwa dirinya baru akan percaya jika sudah ada SK keluar yang ditandatangani oleh ketua umum. Lalu langkah selanjutnya berkaitan dengan internal, khususnya suara ranting di PAC.
“Jangan-jangan ini hanya dimanfaatkan untuk pemilu saja, demi mengumpul suara. Terbukti dengan persoalan hari ini. Ini yang ingin diluruskan, baik untuk DPD maupun DPD,” lanjut Parimus.
Terkait dengan pertanyaan kesiapan untuk dirangkul agar bergabung dengan kepengurusan DPD atau DPC, menurutnya hal itu urusan belakangan. Yang diinginkan pihaknya saat ini hanya meminta kejelasan perihal SK penetapan ketua DPC, khususnya untuk Kotim. Jangan sampai hanya merupakan kemauan DPD semata.
“Saya juga punya bukti WhatsApp dari Kepala BPOKK DPD yang mengucapkan selamat kepada saya seminggu yang lalu. Mereka mengucapkan selamat, karena sekjen DPP yang mempertahankan. Namun seminggu kemudian, berubah lagi. Saya tahu melalui pemberitaan di media massa. Tidak ada pemberitahuan yang saya dapatkan yang menyatakan John Krisli terpilih menjadi ketua DPC Kotim,” ucapnya tegas.
Oleh sebab itu, Parimus tetap menunggu keluarnya SK dari DPP sebagai bukti sah. Dengan demikian PAC bisa tahu bahwa suara 13 PAC bisa dikalahkan oleh suara 2 PAC.
“Bagi saya, SK yang akan keluar nanti akan menentukan titik terang, sekaligus dasar keputusan untuk dirangkul atau tidak,” pungkasnya. (rdo/cen)
Sumber: https://kaltengoke.com/2022/05/27/hanya-didukung-2-pac-jhon-krisli-menakhodai-demokrat-kotim-kantongi-dukungan-13-pac-parimus-gigit-jari/