Belum lama ini, kita memperingati momentum Sumpah Pemuda. Para pendahulu bangsa kita, yang banyaknya dari kalangan muda, telah mengikrarkan diri mereka. Yaitu, untuk bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa persatuan Indonesia.
Itu menunjukkan betapa visioner dan kokohnya cita-cita muda-mudi Indonesia saat itu. Kini pun, generasi muda di Indonesia juga memegang tonggak penting perjuangan bangsa. Termasuk sebagai penentu masa depan di pemilu 2024 mendatang.
Bagaimana tidak? Generasi muda khususnya generasi Z dan milenial adalah generasi mayoritas jumlah pemilih tetap pada pemilu 2024. Jumlahnya mencapai 56,45% dari total pemilih tetap (KPU, 2023).
Dengan jumlah sebesar itu, para politisi yang berkontestasi dalam Pemilu 2024 mendatang pun berlomba-lomba menggaet generasi muda. Baik sebagai calon mereka ataupun sasaran suara.
Fenomena ini sebenarnya juga sudah mulai dirasakan dengan melihat partai politik, kandidat calon anggota legislatif hingga calon presiden dan wakil presiden yang sudah memulai branding atau citra dirinya sebagai bagian dari orang muda. Citra diri ini dimunculkan dari usianya, cara bicaranya, bentuk kampanye nya, outfitnya hingga sebagian mungkin dengan gagasannya untuk kepentingan orang muda.
Manik Marganamahendra, Ketua Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), mengatakan momentum politik di Indonesia saat ini memang menargetkan orang muda sebagai sasaran kuncinya. Namun pihaknya mempertanyakan, benarkah orang muda dijadikan sebagai target yang diberdayakan? Atau justru hanya dimanipulasi untuk dekorasi politik semata?
Sumber: https://www.konde.co/2023/11/generasi-muda-bukan-sekadar-pendulang-suara-di-pemilu-2024-libatkan-secara-bermakna.html/