Ratusan juta keluarga, katanya, mengalami kesulitan akibat pendapatan mereka yang rendah dan harga pangan dan energi yang tinggi. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memperparah situasi tersebut.
Sementara itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, inflasi yang terjadi akibat disrupsi tersebut juga menjadi ancaman yang semakin nyata bagi negara-negara di seluruh dunia.
“Ini adalah kemunduran yang sangat masif bagi pemulihan global,” katanya.
Sementara itu, krisis ganda dan kemampuan masing-masing negara dalam mengatasi masalah, kata Georgieva, diperumit oleh risiko lain yang berkembang, misalnya fragmentasi ekonomi dunia menjadi blok geopolitik.
Perubahan yang sangat masif tersebut, menurut dia, menimbulkan dampak yang sangat besar. Rantai pasokan dalam jaringan produksi juga akan terputus dan perlu dibangun lagi bagi beberapa negara. Sementara, orang-orang miskin akan menanggung beban terberat dari krisis tersebut.
“Fragmentasi tata kelola global ini mungkin merupakan tantangan paling serius bagi kerangka kerja berbasis aturan yang telah mengatur hubungan ekonomi internasional selama lebih dari 75 tahun,” katanya.
Untuk itu, Georgieva mendorong kerja sama global untuk menghadapi krisis ganda tersebut secara bersama-sama.
“Karena tindakan yang kita ambil sekarang bersama-sama, akan menentukan masa depan kita secara fundamental,” demikian katanya.
ANTARA
Sumber: https://www.borneonews.co.id//berita/260950-imf-dunia-tengah-menghadapi-krisis-ganda