KABARtidak akurat yang diunggah blog dan disebarkan melalui Facebook masih banyak dijumpai. Misalnya, dari blog media-rakyat.my.id. yang menyebut ada enam korban penambang emas tewas. Katanya, kejadiannya di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
”Turut BerdUka & Mohon doanya Innalillahi Wa Inna Iilaihi Rojiun, tragis 6 Korban Penambang Emas Tewas Tertimpa Longsor. semoga husnul hotimah amin……kejadian di merangin,’’ tulis akun Facebook Muhammad Yuni di sebuah grup bernama Ayam Bangkok Merangin. Grup tersebut memiliki tak kurang dari 5,8 ribu anggota.
Judul blog itu serupa dengan narasi pada akun Facebook tersebut. Jika diperhatikan, nama grup dengan penyebutan lokasi kejadian sama. Dalam ilmu jurnalistik, nama daerah seperti itu biasanya ditujukan agar pembaca memiliki kedekatan atas sebuah peristiwa sehingga terpikat untuk membaca. Apalagi disebarkan pada satu grup yang memiliki kesamaan nama daerah. Agar lebih meyakinkan, blog itu juga menyertakan gambar jenazah yang tertutupi kain jarik (bit.ly/LongorMaringinJambi).
Padahal saat tautan tersebut diklik, jangan harap menemukan korelasi antara judul, foto, dan narasi blog. Nah, dalam narasi di dalam blog itu disebutkan bahwa insiden longsor terjadi di Kotawaringin Timur. Jelas, lokasi tersebut bukan di Merangin, Jambi.
Penelusuran menggunakan situs padanan gambar mengarahkan Jawa Pos pada portal LKBN Antara. Insiden tersebut terjadi pada 28 Oktober 2021 di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Rihel menjelaskan, ada enam orang yang meninggal dunia dan seluruhnya berhasil dievakuasi.
Rihel mengatakan, peristiwa nahas tersebut diperkirakan terjadi pukul 12.00 WIB. Saat itu ada 11 orang yang sedang menambang emas. Beberapa saat sebelum kejadian, lokasi tempat para korban mencari emas sedang dilanda hujan. ”Dari 11 orang penambang, sebanyak enam orang tertimbun longsor, sedangkan lima orang lainnya selamat,’’ jelasnya. Anda dapat membacanya di bit.ly/BukanJambi.
Radar Sampit (Jawa Pos Group) menjelaskan bahwa sebelum kejadian, kelompok penambang mampu menghasilkan lebih dari 1 ons emas. Mereka tak setiap hari bekerja. Apabila menghasilkan emas, mereka pulang ke tempat asalnya untuk beristirahat sekaligus menikmati jerih payahnya. Kandungan emas yang tinggi membuat para pekerja semakin tertarik. Sekali pencairan mampu meraup Rp 30 juta.
Uang sebesar itu dihasilkan dalam masa kerja dua minggu. ”Hidup mereka terjamin saat kerja menambang emas. Setiap dua minggu pencairan bisa sampai Rp 30 juta bersihnya,” kata salah seorang anggota keluarga korban yang enggan disebutkan namanya. Anda dapat membaca ulasan sampit.prokal.co di bit.ly/UntungMelimpah.
FAKTA:
Lokasi tewasnya penambang emas itu berada di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, bukan di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Sumber: https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/08/07/2022/blog-clickbait-sebut-6-penambang-tewas-di-jambi-padahal-di-kalteng/