SAMPIT – Menanggapi kemunculan kelompok orang utan dari laporan dari warga RT 23 RW 07 Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit, Kalimantan Tengah, Muriansyah, langsung merespon dan melaporkan perihal tersebut ke Kantor Seksi Wilayah (SKW) II Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat (Kobar).
“Kita sudah dilaporkan ke Pimpinan. Mudah-mudahan segera dapat di rescue/ selamatkan dan di translokasi/ dipindahkan ke tempat yang lebih baik,” Kata Muriansyah, saat di konfirmasi, Sabtu, 13 Februari 2021.
Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan warga yang melaporkan, total orang utan ada sebanyak 6 ekor, berada di kebun karet milik warga dan berpindah dari satu kebun ke kebun lain.
“Hewan ini memakan nanas yang di tanam warga di bawah pohon karet. Posisi mereka tidak bergerak jauh karena lokasi sudah tidak ada hutannya,”paparnya.
Sebelumnya, BKSDA bersama tim rescue pada minggu 31 Januari 2021 lalu, juga telah mengevakuasi 3 ekor orang utan di dua lokasi di Kotim, yakni di kilometer 11 jalan Jenderal Sudirman Sampit-Pangkalan Bun, dan di Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit.
Seringnya hewan dilindungi ini muncul memasuki wilayah perkampungan warga, tentunya bukan menjadi kebiasaan dari primata tersebut.
Karena orang utan dikenal merupakan hewan pemalu, dan kemunculan hewan itu menandakan bahwa habitatnya telah rusak, sehingga datang ke pemukiman atau perkebunan warga untuk mencari makan.
(Cha/beritasampit.co.id)
.fb-background-color {
background: !important;
}
.fb_iframe_widget_fluid_desktop iframe {
width: 100% !important;
}