InfoSAWIT, MEDAN – Penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dalam jangku waktu beberapa tahun kedepan akan berlaku wajib bagi para pekebun dan pengusaha sawit di Indonesia. Namun sayangnya, penerimaan sertifikasi ISPO belum sebanyak yang diharapkan.
Sebab itu pelatihan ISPO untuk pekebun sawit perlu dilakukan sebagai upaya penambah pengetahuan mengenai proses memperoleh sertifikasi skim ISPO. Direktur Program SPOSI Yayasan KEHATI, Irfan Bachtiar menyebut, salah satu tujuan pelatihan tersebut adalah untuk perbaikan tata kelola sawit nasional dan penguatan atau peningkatan kapasitas pekebun sawit rakyat
Ia mengatakan, untuk mendorong percepatan ISPO pekebun, SPOSI telah menyiapkan sejumlah insrtumen dan tools yg dapat digunakan parapihak seperti melakukan pilot pendataan-pemetaan pekebun swadaya untuk pengusulan surat tanda daftar budidaya (STDB) di tujuh kabupaten.
Tujuh kabupaten itu yakni Tebo (Jambi), Sekadau dan Kotawaringin Timur (Kalimantan Tengah), Paser dan Berau (Kalimantan Timur), Pasangkayu dan Mamuju Tengah (Sulawesi Barat).
“S aat ini sedang di susun Modul Pendataan – pemetaan agar dapat digunakan lebih massif diseluruh kab/kota sentra sawit rakyat,” kata Irfan
Sementara diungkapkan, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHPBun) Ditjenbun Kementerian Pertanian, Dedi Junaedi, pelatihan ini sangat baik sekali karena ISPO sendiri bisa membantu memperjelas rantai pasok buah sawit yang dihasilkan para pekebun sehingga bisa meyakinkan pihak buyer (pembeli)
“Terlebih kalau tidak salah, yang sudah tersertifikasi ISPO belum sampai 50%,” ujar Dedi, saat berbicara dalam pelatihan pendampingan sertifikasi ISPO Pekebun di Hotel Santika Dyandra Medan, Senin (13/6/2022) yang di hadiri InfoSAWIT.
Kegiatan pelatihan ini digelar oleh SPOSI (Strengthening Palm Oil Sustainability Indonesia), sebuah program dari Yayasan KEHATI, dan Koompasia Enviro Institute.
Ia pun berharap para pejabat dari Dinas Perkebunan mau aktif dalam pendampingan sertifikasi ISPO bagi pekebun. kata Dedi yang juga Kepala Sekretariat Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) ini juga mengapresiasi karena keragaman peserta pelatihan yang berasal dari Sulwesi Barat, Kalimantan Timur, Tengah, Barat dan Jambi, Sumut, juga unsur peserta dari pendamping (CSO, Penyuluh) dan Disbun kabupaten.
“Kegiatan Pelatihan Pendampingan Sertifikasi ISPO Pekebun yang diselenggarakan PT.Koompasia Enviro Institute atas dukungan SPOS Indonesia Yayasan KEHATI, akan tercatat sebagai Legacy kontribusi penting dalam mendukung percepatan ISPO pekebun,” ujar Dedi Junaedi. (T5)
Sumber: https://www.infosawit.com/news/12564/pekebun-sawit-di-7-kabupaten-ini-bakal-dapat-pelatihan-ispo