SAMPIT – Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2022, tidak hanya diwarnai dugaan kecurangan wasit pertandingan sepak bola pada babak final antara Kecamatan Bukit Santuai melawan Mentaya Hilir Selatan. Di sisi lainnya, medali yang diterima para atlet juara jadi sorotan karena hanya berbahan plastik fiber.
Salah satunya di cabang olahraga karate, medali emas, perak dan perunggu yang diserahkan panitia kepada atlet juara berbahan plastik fiber. Yang membedakan cuma warna medali sesuai dengan tingkatannya.
“Medali atlet juara yang kami terima semua bahannya plastik, selain itu, piagam juga tidak dituliskan kelas yang dipertandingkan dan nama atlet juara,” tanya pelatih Inkai Muhamad Sofian pada saat jumpa pers dengan Ketua KONI Kotim, Jumat 10 Juni 2022.
Menurutnya, biaya latihan atlet menjelang pertandingan cukup besar sedangkan faktanya apa yang diharapkan tidak sebanding dengan yang diraih.
“Perjuangan para atlet hanya dihargai medali plastik dari fiber,” keluhnya.
Sementara itu, Ketua KONI Kotim Ahyar Umar menanggapi pertanyaan tersebut menyatakan, tidak serta merta disebut medali emas harus emas.
“Medali PON itu juga bukan emas, olimpiade saja medali emas bukan emas, hanya disepuh kuning tapi bukan emas,” ucap Ahyar dihadapan para awak media.
Kejuaraan itu ada tingkatannya, salah satunya Porkab Kotim karena masuk kategori multi event sehingga medali yang diberikan kepada sang juara tidak harus emas.
“Kualitas medali akan disesuaikan dengan tingkatannya, seperti Porkab ini andai kita berikan emas, berapa emas yang kita salurkan,” imbuhnya.
Ditanya berapa besaran anggaran untuk pembuatan medali berbahan plastik fiber, Ahyar menyarankan kepada sejumlah awak media untuk konfirmasi langsung ke panitia penyelenggara Porkab Kotim..
(ifin/beritasampit.co.id)
Sumber: https://beritasampit.co.id/2022/06/10/atlet-juara-porkab-kotim-cuma-dikasih-medali-plastik/