PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Dampak kemarau tahun ini, kekeringan melanda sejumlah daerah di Kalimantan Tengah (Kalteng), di antaranya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Kabupaten Barito Selatan (Barsel). Kekeringan juga melanda sejumlah lahan pertanian milik warga.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPH) Kalteng Sunarti menyampaikan, untuk musim tanam April-September (MT. ASEP 2023) tahun ini, pada umumnya kondisi pertanian di sentra-sentra produksi, khususnya tanaman padi sebagian besar sudah habis panen raya. Bulan September-Desember ini untuk persiapan tanaman Oktober-Maret 2023/2024 .
Sunarti mengatakan, beberapa kabupaten sentra produksi seperti Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Barito Timur, dan Kotawaringin Timur. Kondisi pertanaman padi pada saat kekeringan ini, sudah melewati fase vegetatif, dan generatif, sehingga tidak berpengaruh besar pada tanaman padi.
“Lahan pertanian, khususnya padi yang terdampak kekeringan lebih kurang 281 ha. Tersebar di Kabupaten Kotim di Teluk Sampit, dan Pulau Hanaut 242 ha, Kabupaten Kapuas di Kapuas Murung seluas 8 ha, Kabupaten Barito Selatan di Karau Kuala 10 ha, Kabupaten Barito Timur di Pematang Karau dan Paku seluas 21 ha,” kata Sunarti, saat dikonfirmasi terkait lahan yang terdampak kekeringan, akibat musim kemarau, Selasa (5/9), di Palangka Raya.
Kekeringan pada MT ASEP 2023 ini, lanjut Sunarti, untuk lahan pertanian padi, tidak menimbulkan gagal panen. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, hampir semua pertanaman di MT. ASEP 2023 ini berhasil panen, dan hasilnya menggembirakan, karena produktivitasnya mampu bertahan walaupun dikondisi kekeringan.
Meskipun tidak mempengaruhi hasil panen, kata Sunarti, tetap saja pemerintah melakukan berbagai langkah dalam mengantisipasinya. Mulai,l dari, menggunakan benih/bibit unggul tahan kekeringan. Kemudian, menggunakan benih/bibit tanaman yang tahan serangan hama, dan penyakit tanaman pada musim kemarau.
Selanjutnya, tambah Sunarti, melakukan pemupukan berimbang di musim kemarau. Melakukan pembersihan saluran irigasi ditingkat lapangan.Menggerakan Poktan dan P3A berkolaborasi dalam penyedian sumber -sumber air ditingkat lapangan. Penyiapan pompa-pompa air di tingkat lapangan, baik pompa air brigade maupun pompa-pompa air swadaya petani. Sosialisasi pengaturan dan pemanfaatan hemat air.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Ahmad Toyib mengatakan, luasan lahan yang terbakar sampai saat ini mencapai 5 ribu hektare lebih. Petugas di lapangan terus berupaya dalam memadamkan api, menggunakan alat yang tersedia. Pemadaman dilakukan dengan 2 cara, melalui darat, dan melalui udara.
Permasalahan yang terjadi di lapangan, kata Totib, sumber air yang cukup jauh dari lokasi kebakaran, sehingga menyulitkan petugas untuk memadamkan api. Petugas berupaya semaksimal mungkin dalam api, agar tidak terus menyebar. ded
Sumber: https://www.tabengan.co.id/bacaberita/88229/281-ha-lahan-pertanian-di-kalteng-kekeringan/